SIARAN LANGSUNG
Apa Yang Perlu Disiapkan dan Dilakukan
Memasuki kelas baru berarti berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang berbeda. Hal baru tentunya akan ditemui. Meskipun tidak 100% berbeda dengan sebelumnya. Kedalaman materi yang akan diterima di kelas yang lebih tinggi pasti berbeda dengan kelas sebelumnya. Bahkan topik baru, yang sebelumnya tidak didapatkan di kelas lama. Untuk ini murid perlu menyiapkan diri. Bukan saja siap secara fisik, namun juga siap secara mental. Begitu pula dengan adanya perbedaan individu guru yang akan mendampinginya belajar dalam satu tahun ke depan.
Agar murid dapat menyiapkan diri dalam situasi belajar yang berbeda dengan situasi sebelumnya dan mengikuti pembelajaran dengan baik dalam satu tahun ke depan. Guru perlu mengupayakan keadaan tersebut dengan memberikan penjelasan serta mengidentifikasi kesiapan belajar murid. Guru perlu menjelaskan program yang akan dijalankan, apa-apa yang perlu disiapkan, serta kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan pengalaman dan analisis serta alternatif solusi jika kemungkinan kendala benar-benar terjadi.
Untuk dapat menerapkan alternatif solusi dari permasalahan dengan baik dalam pembelajaran ke depan, guru perlu memahami kondisi riil setiap murid. Dengan memahami hal itu dimungkinkan dapat menawarkan solusi terbaik maupun mengimplementasikan dalam pembelajaran yang diampunya. Identifikasi perlu dilakukan.
Perkenalan di Tahun Ajaran Baru
Perkenalan di tahun ajaran baru perlukah dilakukan? Terutama bagi murid - murid di kelas atas.
Di tahun ajaran baru, murid-murid baru saja masuk sekolah setelah sekian hari menikmati liburan semester bersama keluarga. Murid-murid yang tempat tinggalnya berdekatan dalam satu dusun, walaupun libur masih bertemu dan bermain bersama. Namun tidak demikian dengan murid - murid yang tinggal di dusun yang berbeda. Mereka mungkin tidak ketemu.
Selama liburan semester murid mendapat pengalaman yang beragam. Diantaranya ada yang mengesankan dan menyenangkan. Mungkin ada hobi baru yang didapat setelah menjalani liburan semester. Atau mungkin kondisi yang dialami sekarang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Teman-teman dari dusun yang berbeda tidak tahu perubahan situasi yang dialami seseorang.
Memperkenalkan diri secara lisan dapat melatih kemampuan berbicara seseorang. Disamping melatih kemampuan literasi seseorang. Sebelum menyampaikan secara lisan kepada teman-teman secara bergilir, seseorang bisa saja mencatat poin-poin penting yang akan disampaikan sebagai panduan dalam berbicara. Untuk memulainya beberapa QW dapat dijadikan sebagai pedoman, misal APA, SIAPA, dan DIMANA.
Setelah memperkenalkan diri upaya meningkatkan kemampuan murid dalam berliterasi dapat ditingkatkan dengan bercerita. Yaitu bercerita pengalaman. Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang berkesan, mudah diingat. Tinggal menyesuaikan dengan QW sebagai acuan. Dalam konteks bercerita pengalaman hendaknya QW dapat digunakan secara lebih maksimal, sehingga perasaan dapat tergambar dengan lebih jelas. Sebagai contoh penggunaan kata MENGAPA/KENAPA akan menggambarkan alasan seseorang memilih atau membuat keputusan. Dari alasan yang disampaikan, pendengar mendapatkan informasi gambaran situasi hati orang yang berbicara.
Kata BAGAIMANA pula dapat digunakan sebagai pemantik untuk menyampaikan proses/kejadian/peristiwa secara rinci. Baik peristiwa terjadi dengan situasi menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Karena dalam tahap permulaan dalam latihan maka perlu dimulai dengan memperhatikan kompleksitas. Maksudnya diawal latihan cukup dengan sederhana, sedangkan kemapuan perlu ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam semua upaya yang dilakukan hendaknya ada tujuan/target yang jelas agar mudah dalam mengevaluasi.
Latihan Kepemimpinan di Tahun Ajaran Baru
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menumbuhkan kepemimpinan di tahun ajaran baru bagi murid adalah menyusun/membentuk pengurus kelas. Setelah murid dinyatakan naik kelas dengan diterimanya buku laporan hasil pendidikan, ia dianggap mampu menjalani proses pembelajaran pada kelas lebih tinggi dari kelasnya dahulu. Disamping usianya kini bertambah satu tahun, kemampuannya pun bertambah tinggi. Terlebih lagi bagi murid kelas 5 sebelumnya yang kini menjadi kelas 6 baru. Ada pesan moral yang ia emban sebagai murid kelas 6. Sebagai anggota kelas tertinggi di sekolah hendaknya bisa menjadi teladan bagi murid-murid kelas lain. Sebagai anak yang lebih besar tentunya harus berusaha menjadi contoh.
Kepemimpinan seseorang tercermin dalam keteladanan dalam sikap, perkataan dan perbuatannya. Apakah ia berwawasan luas atau cenderung sempit dala berpikir. Begitu pula sejauh mana rasa empati yang ia miliki terhadap rekan maupun orang lain yang sedang dalam situasi kurang menyenangkan. Ini tentunya dibarengi dengan kemampuan mengendalikan diri dalam menerima kenyataan yang kurang sesuai dengan keinginannya.
Musyawarah merupakan aktifitas yang dapat dilakukan guna menumbuhkan unsur-unsur kepemimpinan pada diri murid. Di tahun ajaran baru sebelum pembelajaran yang menantang dilaksanakan, perlu disiapkan segala sesuatu yang memungkinkan kelancaran kegiatan. Salah satunya perangkat kelas atau pengurus kelas. Musyawarah melatih murid berpendapat, membuat keputusan bertanggung jawab serta menerima hasil diskusi. Bukan hanya menerima keputusan secara moral, namun bertanggung jawab melaksanakan rencana yang telah disepakati bersama.
Peran pengurus kelas yang lama dalam hal ini sangat diperlukan agar pengurus kelas yang baru dapat terbentuk. Ketua kelas yang lama memimpin musyawarah dengan dibantu pengurus kelas lama. Secara garis besar aktifitas yang dilakukan adalah menawarkan kesempatan kepada anggota untuk mencalonkan diri. Setelah ada beberapa yang menjadi calon pengurus, memusyawarahkanya. Jika sudah ada kesepakatan dalam musyawarah maka pemimpin memutuskan dan menetapkan calon terpilih sebagai sebagai pengurus kelas.
Setelah pengurus kelas yang baru terbentuk, dilanjutkan aktivitas musyawarah kedua untuk membentuk regu kerja dan menyusun jadwal piket kelas. Kali ini musyawarah dipimpin oleh ketua kelas yang baru dibantu pengurus kelas. Jadi, tim yang baru langsung beraksi. Musyawarah sepenuhnya dilakukan oleh murid dengan dipimpin ketua kelas. Dalam hal ini guru hanya memantau dan mengawasi jalannya musyawarah serta mengevaluasi hasil keputusan yang diambil.