Pertemuan perdana 26 Desember 2022 diharapkan menjadi titik tolak lahirnya pertemuan-pertemuan berikutnya yang syarat manfaat. Bukan hanya dilakukan oleh kelompok kecil kami namun juga menginspirasi kelompok - kelompok lain yang lebih luas. Dengan mengabadikannya melalui blog dan membagikannya diharapkan membawa dampak ke lingkungan guru-guru baik yang mengikuti pelatihan CGP maupun tidak.
Terselenggaranya diskusi secara langsung (tatap muka) sejatinya merupakan muara atas diskusi panjang berjam-jam, berhari -hari yang dilakukan melalui WhatsApp Grup. Dengan berbagai kesibukan yang dialami semua pihak dalam berbagai aktifitas, menentukan waktu bukan hal yang mudah.
Aktifitas membuat blog pribadi dan memulai menulis postingan blog dilakukan secara bersamaan. Boleh dikatakan memiliki titik pangkal yang sama dalam mengukir sejarah menulis blog yang dikelola secara mandiri. Kalau menulis di media sosial memang sudah biasa dan memiliki latar belakang dan sejarahnya masing-masing. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disekitar.
Selesai membuat postingan perdana di blog pribadi dilanjutkan proses belajar membuat situs internet menggunakan aplikasi Google Sites. Situs pribadi di Google Sites pada dasarnya hampir sama dengan blog di blogspot. Keduanya sama-sama berguna untuk mempublikasikan artikel tentang tentang topik tertentu. Namun ada juga perbedaannya.
Situs pribadi yang dibuat dengan Google Sites merupakan salah satu yang direkomendasikan sebagai portofolio digital.
Google Sites bisa dijadikan sebagai website kelas, LMS sederhana (dipadukan dengan platform Google lainnya), serta portofolio digital. O ya, bagi yang suka mengelola Mading juga bisa menggunakan Google Site sebagai majalah dinding digital.
Berkaitan dengan pemanfaatan blog di blogspot, aktifitas yang sudah dilakukan adalah membuat alamat situs serta menulis dan memublikasikan postingan. Sedangkan pemanfaatan Google Site sudah membuat situs, menambahkan halaman serta memasang tautan ke postingan vidio di kanal YouTube.
Sekian dulu ya sobat blogger, postingan saya kali ini sebagai tambahan dari postingan sebelumnya untuk memberi gambaran tentang pertemuan kelompok pada 26 Desember 2022. Semoga bermanfaat, khilaf dan salah penulisan mohon dimaafkan ya...
Hari ini hari yang istimewa dalam perjalanan meniti pendidikan calon guru penggerak angkatan 7. Tentunya istimewa bagi kami. Apa sih istimewanya? Salah satu tujuan mengikuti pendidikan calon guru penggerak angkatan 7 adalah sebisa mungkin belajar menjadi guru yang disukai murid sesama rekan guru, dan tentunya oleh atasan to. Syukur kalau menjadi sosok yang diidolakan. Setidaknya diidolakan anggota keluarga. Hehehe
Terus apa hubungannya dengan istimewanya hari ini, Mas blogger?
Salah satu ketrampilan yang diusahakan dalam pelatihan adalah merencanakan program , melaksanakannya serta yang tak kalah pentingnya adalah membagikan / sharing praktik baik yang dilakukan. Baik praktik baik yang dilakukan di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Bukan hanya mampu merencanakan program , namun kemampuan berkolaborasi juga merupakan prasyarat kemajuan di segala bidang. Sekarang eranya kolaborasi. Bukan "one man show" lagi.
Nah berkaitan dengan kolaborasi inilah yang menjadikan hari ini istimewa. Pasalnya kami teman satu kelompok belajar yang diampu oleh satu Pengajar Praktik mengadakan pertemuan pertama yang diinisiasi oleh teman-teman. Kebetulan kami berasal dari sekolah yang berada di wilayah kabupaten Banjarnegara bagian utara yang notabenenya merupakan daerah pegunungan.
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kali ini adalah melakukan diskusi membahas rencana program ke depan. Salah satu program yang menjadi kesepakatan adalah membuat karya bersama. Tidak hanya membuat program, kami juga belajar bersama membuat blog di blogger sekaligus latihan menulis di post.
Kegiatan praktik yang dilakukan anak-anak kelas 6 SD Negeri 2 Beji yang sudah saya sampaikan sebelumnya merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh dua kelompok kecil. Masih ada satu kelompok lagi dengan jumlah anggota lebih besar yaitu sebanyak 6 melakukan aktifitas yang berbeda.
Pada diskusi sebelumnya dalam membuat kesepakatan mengenai apa dan bagaimana serta dimana kegiatan akan dilaksanakan, dilakukan identifikasi keadaan. Dari 12 anak, ketika diajukan pertanyaan mengenai motivasi apa yang mendasari usulan anak-anak ingin melakukan praktik penjualan. 6 anak menjawab dengan nada yang hampir sama yaitu mereka ingin memiliki pengalaman dan merasakan langsung aktifitas menjual barang/produk seperti yang dilakukan oleh para pedagang.
Tidak sampai disitu, proses mengupas bawang dilanjutkan. Setelah pertanyaan pertama mendapatkan jawaban, diajukan pertanyaan kedua yang lebih dalam dan mensyaratkan kejujuran. Karena jika salah dalam memberikan informasi kemudian dijadikan dasar membuat keputusan, mungkin keputusan yang diambil mengakibatkan kerugian baik secara materiil maupun bukan materiil.
Pertanyaan yang diajukan adalah, "Kenapa kamu ingin melaksanakan praktik praktik menjual". "Apa yang membuat kamu yakin bahwa kamu memenuhi syarat untuk melakukan itu?". "Kemampuan apa yang menurutmu merupakan modal untuk melakukan aktifitas yang lebih komplek." Beberapa pertanyaan diajukan sekaligus secara memberondong, tujuannya untuk mendapatkan gambaran mental yang dimiliki anak-anak, ketika nanti berhadapan dengan calon pembeli. Bukan jawaban banyak, namun jawaban yang syarat dengan makna untuk dijadikan dasar mengambil keputusan.
Setiap anak menjawab dengan satu kalimat pernyataan. Seseorang menjawab dengan nada tenang, "Karena saya bisa membuat produk makan". Mendengar pernyataan yang cukup menarik untuk ukuran anak kelas 6, tanpa menunda waktu pertanyaan berikutnya dilancarkan. "Produk apa yang pernah dan kamu bisa membuatnya?" Masih anak yang sama, ia menjawab dengan tenang namun cukup tegas, "Saya bisa membuat roti, pisang cokelat, kentang goreng".
Selesai satu anak memberi gambaran apa yang bisa ia lakukan, satu anak yang lain menyahut dengan pernyataan, "Saya bisa membuat roti". Diikuti anak di sebelahnya bertutur dengan nada yang hampir sama. Tak lama berselang kelas menjadi diam. Kudekati satu anak yang masih diam. Belum bertutur, hanya tersenyum. Kulempar pertanyaan ke arahnya, "Apakah kamu pernah membuat roti?" Ia pun menjawab, "Kalau membuat roti belum pernah, tapi saya sering membantu memasak". Hal senada dilontarkan anak-anak putra dari kelompok tersebut.
Kolaborasi
Untuk melakukan praktik memasak tidaklah semua harus pandai memasak. Salam sebuah tim yang dibutuhkan kolaborasi. Dengan kolaborasi pekerjaan yang sulit menjadi mudah, yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Dengan adanya peserta yang bisa membuat produk berupa makanan sekaligus tersedianya peserta yang sanggup membantu dalam menghasilkan produk menjadi alasan untuk membuat kesepakatan bersama diadakannya kegiatan praktik membuat produk makanan. Adanya produk berarti ada barang yang dapat dijual.
Diskusi dilanjutkan. Kini lebih rinci lagi. Bagaimana cara kerjanya? Dari mana bahan baku didapat? Dimana proses produksi akan dilakukan? Selanjutnya kapan dan dimana produk akan dijajakan/dijual. Mengenai proses diskusi tidak saya sampaikan secara luas agar tulisan tidak terlalu panjang.
Alhasil dalam diskusi disepakati bahwa penjualan produk akan dilaksanakan Sabtu, 10 Desember 2022. Produk dibuat satu hari sebelumnya di rumah yang dekat dengan sekolah. Proses pembuatan produk dilakukan siang hari dan direkam dengan kamera telepon seluler. Laporan disusun setelah selesai proses penjualan dalam bentuk slide menggunakan aplikasi Canva.
Laporan praktik menggunakan Canva merupakan yang pertama setelah anak-anak dikenalkan dengan aplikasi tersebut beberapa hari sebelumnya.
Mandiri dan bertanggung jawab
Kegiatan praktik membuat dan menjual produk olahan makana mensyaratkan aktif dalam menyiapkan peralatan dan bahan baku. Dengan sendirinya melatih anak-anak mandiri dan bertanggung jawab.
Begitu pula dalam proses menjual. Hal ihwal berhubungan kegiatan tersebut disiapkan secara mandiri dan kolaborasi oleh peserta dengan mempertimbangkan kemudahan dan kesederhanaan. Guru hanya memantau dan mengawasi aktifitas peserta dan mengkondisikan calon pembeli agar tidak berebut mendapat pelayanan.
Hasilnya bagaimana, apakah menguntungkan?
Diluar dugaan, sekaligus menggembirakan karena dari pantauan diperoleh informasi pada laporan berdasarkan analisis usaha bahwa kegiatan memproduksi dan menjual olahan makanan menghasilkan keuntungan. Meski tidak banyak namun menggerakkan, karena menunjukkan anak cakap dalam melakukan aktifitas wirausaha. Yang penting kompetensi, bukan berapa hasil.
Kiranya sampai disini dulu cerita praktik menjual di sekolah, semoga menginspirasi teman-teman. Saya yakin teman-teman dapat melakukan yang lebih baik lagi, atau bahkan sudah ada yang melakukan. Kritik dan saran silakan ditulis pada kolom komentar.
Kegiatan praktik Observasi Mandiri merupakan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan berbasis projek yang dilakukan oleh anak-anak kelas 6 SD Negeri 2 Beji. Anak -anak dari dua kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari tiga anak melakukan observasi ke tempat usaha yang ada di sekitar tempat tinggal.
Tempat usaha yang dikunjungi adalah depot isi ulang air minum dan toko sembako. Kedua tempat usaha tersebut jaraknya cukup jauh dan melalui jalan yang berbeda jika diukur dari SD Negeri 2 Beji.
Kenapa saya menyebutkan jaraknya?? Ada yang tahu? Atau penasaran??
Yuk simak cerita ini selanjutnya.😎
Ketika anak kelas 4 tengah mempersiapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang kegiatannya berupa membuat produk dan menjualnya di lingkungan sekolah, anak kelas 6 tampak iri hati. Mereka juga ingin melakukan hal yang sama yaitu taktik penjualan.
Adanya keinginan anak-anak melakukan praktik penjualan merupakan hal yang menggembirakan. Mereka ingin merasakan langsung menjadi penjual/pedagang. Bukan hanya mendengar cerita pengalaman orang berjualan, tapi lebih dari itu.
Aspirasi/keinginan yang baik harus diterima dan ditanggapi dengan baik pula. Musyawarah pun dilakukan.
Agenda pertama dalam musyawarah adalah mengidentifikasi kesiapan anak. Langkah yang dilakukan adalah mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh anak-anak. Inti dari pertanyaan menanyakan apa yang membuat anak - anak ingin melakukan praktik menjual barang/produk.
Dari pertanyaan yang diajukan menghasilkan jawaban yang beragam. Namun dengan mengidentifikasi jawaban, ternyata jawaban anak-anak mengalami kemiripan. Selanjutnya jawaban dikelompokkan menjadi dua kelompok besar.
Kelompok pertama terdiri dari anak-anak yang menjawab 'ingin merasakan langsung' praktik menjual produk. Kelompok ini terdiri dari 6 anak. Sedangkan kelompok dua terdiri dari anak-anak yang 'ingin mengetahui' proses menjual barang/produk.
Anak-anak yang menjawab ,'ingin mengetahui' proses menjual barang/produk. Mendapat tugas berbeda dengan anak -anak yang menjawab 'ingin merasakan keseruan praktik menjual barang'. Kesepakatan pun dimulai. Sebanyak 6 anak yang ingin mengetahui proses proses menjual barang dikelompokkan menjadi dua kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri dari 3 anak. Kelompok kecil dipilih dengan maksud semua anggota terlibat secara aktif dalam kegiatan.
Kedua kelompok kecil bermusyawarah untuk menentukan pihak yang akan dikunjungi. Dari musyawarah tersebut dihasilkan kesepakatan satu kelompok akan mengunjungi tempat usaha isi ulang air minum sedangkan kelompok kedua mengunjungi toko sembako. Kedua tempat usaha tersebut memang jaraknya cukup jauh untuk ukuran pejalan kaki karena berada pada dua dusun yang berbeda. Dengan jarak yang berjauhan tidak memungkinkan guru memantau secara langsung. Terus bagaimana guru mendapat data berisi gambaran secara riil?
Di era teknologi digital seperti sekarang ini penggunaan telepon seluler begitu masih. Kamera digital bukan lagi menjadi barang mewah setelah produsen telepon seluler menyematkannya pada produk yang ia adakan. Dengan kualitas yang selalu di'upgrade' seiring berjalannya waktu.
Langkah yang ditempuh dalam rangka memantau kegiatan observasi oleh kedua kelompok tersebut adalah dengan menggunakan kamera yang terpasang pada telepon seluler. Lantas siapa yang bertugas merekam? Apakah salah satu dari ketiga anggota kelompok berperan sebagai juru foto?
Di awal sudah disampaikan bahwa kegiatan observasi dilakukan oleh dua kelompok, masih ada satu kelompok besar yang terdiri dari 6 anak belum mendapat tugas dalam kegiatan berkenaan. Nah, salah satu dari mereka menjadi juru foto untuk merekam aktifitas satu kelompok yang bertugas. Sedangkan pada kelompok satunya lagi diperlakukan hal yang sama, yaitu dengan melibatkan satu anak lainnya berperan sebagai juru foto.
Kemandirian
Kemandirian menjadi hal penting dan perlu dilatih sejak dini. Kemandirian dari tiap anggota kelompok dalam menyiapkan hal ihwal berkenan dengan tugas yang diberikan menjadi hal yang patut diperhatikan. Anak-anak berlatih mandiri dalam menyiapkan alat-alat dan segala keperluan, serta dalam musyawarah internal anggota kelompok. Musyawarah diperlukan dalam menentukan langkah yang akan dijalankan serta dalam pembagian tugas anggota kelompok. Kolaborasi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dan diamalkan guna mencapai tujuan bersama. Tim yang kompak tentu berbeda dengan tim yang tidak teratur dan tidak disiplin. Ini merupakan tanggung jawab kelompok.
Tahap kegiatan
Kegiatan dilakukan dalam tiga tahap berurutan yaitu dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan atau evaluasi.
Tahap persiapan dilakukan dengan membuat kesepakatan mengenai tempat yang akan dikunjungi, alat-alat serta pembagian tugas. Tujuan observasi adalah memperoleh data yang sebanyak-banyaknya atau selengkap- lengkapnya dari tempat yang dikunjungi, baik dengan cara wawancara maupun tidak dengan wawancara. Salah satu persiapan yang dilakukan untuk menyongsong keberhasilan wawancara adalah dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara berlangsung.
Pada tahap pelaksanaan setiap anggota bersama kelompoknya mengunjungi tempat usaha yang telah ditentukan dengan didampingi seorang juru foto. Semua anggota kelompok melaksanakan tugas sesuai kesepakatan yang telah dibuat bersama. Juru foto bertanggung jawab merekam segala aktifitas penting yang menggambarkan kegiatan yang dilakukan. Perekaman dilakukan dengan menghasilkan foto ataupun vidio. Diantara tiga peserta dalam kelompok ada yang bertanggungjawab membuat catatan-catatan penting yang diperlukan dalam proses pelaporan.
Pelaporan dilakukan dengan membuat bahan presentasi yang dibuat menggunakan aplikasi Canva. Aplikasi Canva dipilih sebagai sarana membuat presentasi dikarenakan anak-anak sebelumnya telah belajar mengenal dan menggunakan aplikasi tersebut. Pengenalan dan latihan menggunakan aplikasi Canva dilakukan di sekolah dengan mengambil waktu pembuatan poster. Poster sebelumnya dibuat secara manual menggunakan kertas, pensil dan pewarna. Di era digital, pembuatan poster juga dilakukan menggunakan aplikasi Canva. Laporan menceritakan kegiatan yang ang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai akhir tahap pelaksanaan.
Laporan yang sudah selesai dikirimkan kepada guru melalui WhatsApp.
Sekian dulu ya cerita dari saya tentang kegiatan observasi tempat usaha yang dilakukan anak-anak. Masih ada satu kegiatan lagi yaitu penjualan yang InsyaaAlloh akan saya ceritakan pada kesempatan berikutnya.
Salah sawijine kegiyatan ing kelas nalika esuk yaiku sinau basa Jawa bab gawe karangan.
Kang luwih dhisit dilakoni bocah - bocah nalika ngayahi tugas gawe warangka paragrap yaiku nemtokake tema. Saben bocah milih tema kang sesuai utawa jumbuh karo pengalamane dhewe.
Ora kabeh bocah bisa milih tema kang disenengi kanthi cepat. Mula perlu danakake kegiyatan cilik kanggo nuwuhake gagasan milih tema. Kegiyatan cilik kang dimaksud yaiku metu saka ruang kelas kanthi Melayu alon-alon ngubengi latar sekolahan seputeran banjur Bali maneh menyang ruang kelas. Sakwuse tekan njero ruang kelas bocah kang wis nemu gagasan bab tema kang arep ditulis banjir langsung nulis tema kang dipilih dene bocah kang esih durung bisa nemtokake tema kang arep ditulis banjur mlayu sepisan maneh lan nulis tema ana ing buku.
Sakwuse nemtokake tema banjur nulis warangka pambuka. Warangka pambuka ngemot ukara pitakon bab tema kang wus ditulis. Cacahe ukara pitakon kang ditulis ana ing bab pambuka bisa 3, 4, utawa 5.
Sakwuse gawe warangka bab pambuka banjur gawe warangka bab wose karangan kang isine ukara pitakon uga. Cacahe ukara pitakon ana ing bab wose karangan 3, 4 ,5, utawa 6.
Sakwuse gawe warangka karangan bab wose karangan banjur dilanjutake gawe warangka karangan bab penutup kang isine uga ukara-ukara pitakon.
Sakwuse warangka karang digawe dening bocah-bocah, kegiyatan sakbanjure yaiku ngembangna wangka karangan dadi karangan bebas.
Carane, saben-saben ukara pitakon kang wis ditulis ana ing warangka karangan dijawab kanthi gamblang.
Ana kene kemampuan nggunakake basa saben bocah bisa Katon. Amarga olehe njawab ukara siji orang nganggo ukara siji, nanging awujud paragrap kang cacahe ukara bisa beda-beda. Paragrap kang paling cendhek cacahe ukara ana telu. Paragrap bisa disusun saka 3, 4, 5, utawa 6 ukara.
Ana ing saben paragrap kudu ana ukara pokok lan ukara panjlentreh.
Dadi yen ing warangka karangan ana 10 ukara, cacahe paragrap kanggo ngembangna paragrap paling sethithik ya 10 paragrap. Bisa lewih saka iku, amarga kadhang kanggo njawab ukara pitakon siji ora cukup nganggo penjelasan separagrap.
Dalam rangka mengenalkan peserta didik terhadap potensi yang ada di daerahnya, sekaligus memberikan pengalaman belajar yang bermakna, SD Negeri 2 Beji mengadakan Study Tour ke Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara. Ini sejalan dengan anjuran Kepala Dindikpora Kabupaten Banjarnegara guna mengenalkan Dieng kepada peserta didik.
Kegiatan dilaksanakan pada Selasa, 24 Mei 2022 dengan armada seadanya namun cukup representatif untuk wilayah kabupaten Banjarnegara Zona Utara yang memiliki Medan berkelak-kelok, menanjak dan menurun. Sebagian memiliki kemiringan yang cukup ekstrim. Untunglah semua jalan yang dilalui dalam kondisi yang relatif bagus untuk saat ini. Kondisi jalan yang baik ini sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat.
Konsepnya adalah Study Tour, sambil berwisata peserta didik juga melakukan aktivitas pembelajaran. Disebut wisata karena lokasi yang dikunjungi merupakan destinasi wisata yang populer yaitu Komplek Candi Arjuna, Kawah Sikidang serta Museum Kailasa. Namun, sembari melakukan kegiatan wisata sebagai peserta didik tidak terlepas dari aktifitas dan semangat belajar. Semangat belajar semestinya tertanam dalam hati, kapanpun dan di manapun. Untuk menanamkan semangat ini terhadap peserta didik, sekolah membuat program yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas belajar di objek wisata.
Muatan lokal yang diajarkan di sekolah dasar di kabupaten Banjarnegara dinamakan Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara atau disingkat Mulok DAB. Walaupun namanya Dawet Ayu Banjarnegara, namun isinya bukan hanya berkenaan Dawet Ayu Banjarnegara semata. Namun lebih dari itu, meliputi banyak hal berhubungan dengan Banjarnegara. Baik sejarah, potensi daerah, maupun pariwisata.
Salah satu kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik dalam kurikulum muatan lokal adalah kemampuan melakukan promosi baik secara Offline maupun Online. Promosi merupakan usaha untuk mengenalkan produk kepada khalayak. Baik produk berupa barang maupun jasa. Untuk dapat melakukan promosi dengan baik tentunya perlu didukung dengan berbagai bidang ketrampilan, misalnya desain grafis, penggunaan media, serta literasi. Di era digital sekarang ini, dimana penggunaan internet semakin marak dengan ramainya masyarakat yang memiliki peragkat telepon pintar, sasaran promosi sudah harus menyasar ke pengguna internet. Baik pengguna yang mengakses internet melalui telepon pintar maupun lapto/PC.
Study Tour SD Negeri 2 Beji ke Dieng pada 24 Mei 2022 merupakan implementasi kurikulum muatan lokal di sekolah yang melibatkan 4 kelas, yakni kelas 3, 4, 5, dan 6. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan observasi (pengamatan) terhadap situs sejarah pada komplek Candi Arjuna serta potensi alam di sekitar Kawah Sikidang.
Seperti kegiatan wisata pada umumnya, suasana diusahakan agar peserta didik dapat menikmati nuansa wisata yang santai, namun tetap dalam kontrol dan pengawasan guru. Untuk itu peserta membawa lembar panduan sederhana yang telah disiapkan sebelumnya. Lembar panduan ini diberikan kepada peserta didik sesaat setelah tiba di lokasi objek wisata. Cara ini dipilih agar tidak mengurangi kenyamanan peserta dalam perjalanan menuju lokasi. Lembar panduan berisi beberapa pertanyaan ringan tentang objek yang dikunjungi. Harapannya peserta tidak berhamburan dan pada akhirnya mendapatkan informasi yang membekas pada ingatan peserta.
Agar rencana yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik tentunya memerlukan komunikasi yang efektif. Mengingat jumlah peserta cukup banyak, yakni meliputi 4 kelas memerlukan suara yang cukup keras dari guru, agar arahan dari guru dapat dengan mudah diakses oleh peserta. Untuk itu penggunaan alat pengeras suara boleh dibilang sebagai sarana komunikasi yang wajib adanya.
Media yang digunakan sangat berpengaruh terhadap promosi yang dilakukan. Semua tentunya maklum akan hal ini. Terlebih para pelaku usaha. Salah satu media promosi yang dapat disampaikan baik secara online maupun online adalah poster. Poster sendiri berisi unsur gambar/grafis dan tulisan/kalimat yang provokatif. Tulisan yang bagus akan memengaruhi hati pembaca. Disamping tulisan, unsur gambar tidak kalah pentingnya dalam promosi. Itulah sebabnya para wirausahawan rela membelanjakan jutaan rupiah demi mendapatkan gambar terbaik dari setiap jepretan terhadap produk yang ia pasarkan. Jadi kuncinya adalah gambar yang bagus dipadu dengan kalimat yang menarik. Begitulah dalam promosi.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam menghasilkan gambar yang bagus adalah teknik itu sendiri. Yakni teknik pengambilan gambar. Di era digital sekarang ini poster tidak hanya dibuat secara manual dengan menggambar menggunakan pensil dan alat gambar lainnya. Namun dengan cara yang lebih modern menggunakan aplikasi digital yang dapat diunduh dan dimanfaatkan secara gratis.
Untuk menghasilkan poster yang menarik diperlukan gambar yang bagus. Sedangkan untuk menghasilkan gambar yang bagus perlu berlatih teknik mengambil gambar yang baik.
Belajar promosi bagi peserta didik usia SD tentunya tidak serumit para calon wirausahawan baru. Peserta didik usia SD baru dikenalkan dengan dunia tersebut serta belajar sedikit teknik. Namun tetap harus menjaga semangat untuk belajar, agar kelak menjadi manusia yang berguna. Pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan menjadi penting untuk mendapatkan kesan mendalam pada peserta didik.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada Study Tour ke Dieng, peserta didik belajar mengenal teknik pengambilan gambar dengan cara mempraktikkan langsung menggunakan kamera ponsel miliknya dengan bimbingan guru. Objek gambar yang diambil adalah badan candi yang ada di komplek Candi Arjuna.
Selain belajar teknik mengambil gambar, peserta didik juga belajar presentasi, guna mengenalkan objek wisata Dieng. Untuk kegiatan ini, peserta didik tidak berlatih sendirian. Ia bekerja dengan kelompoknya. Kelompok yang dibangun merupakan kelompok kecil yang terdiri dari dua peserta didik. Jumlah anggota kelompok yang sedikit diharapkan semua terlibat aktif dalam kegiatan proyek. Proyek yang dikerjakan membuat video presentasi mengenalkan destinasi wisata yang ada di Dieng kepada khalayak. Namun kali ini peserta hanya sampai membuat Vidio.
Satu peserta pada tiap-tiap kelompok menjadi presenter, sedangkan peserta yang lain menjadi kameraman/perekam. Sehingga semua anggota kelompok terlibat aktif dalam proyek yang dikerjakan.
Baik gambar maupun vidio yang dihasilkan, dikumpulkan kepada guru. Selanjutnya guru memberikan umpan balik.
Kawah Sikidang merupakan destinasi wisata yang menjadi tujuan sejak dulu. Lokasinya berada di tanah lapang yang cukup luas. Setibanya di area kawah pengunjung disajikan aroma khas belerang. Sebagian pengunjung mungkin merasa kaget. Namun itulah kekhasan dataran tinggi Dieng yang merupakan dataran tertinggi di Jawa Tengah yang dihuni manusia. Tingginya kira-kira 2000 mdpl. Dari dekat bibir kawah, kepulan asap tebal menghiasi latar belakang gambar hampir semua pengunjung yang berfoto ria.
Nama Sikidang konon diambil karena di kawah tersebut sesekali mengeluarkan semburan air panas ke udara layaknya hewan Kijang tengah melompat-lompat.
Untuk mencapai bibir kawah kini para pengunjung menapaki jembatan panjang terbuat dari bahan kayu yang dinamakan Jembatan Kayangan.
Jembatan Kayangan membentang dari dekat pintu masuk melintasi bibir kawah terus menuju pintu keluar. Sambil menapaki jembatan ini pengunjung disuguhi pemandangan indah di sekitar kawah.
Sudah menjadi tabiat bagi anak-anak menyukai aktifitas bermain dan bergerak. Penjelajahan ke Dieng dirasa belum lengkap bagi peserta didik sebelum menceburkan diri ke pemandian air panas. Renang dan bermain air selalu saja menjadi aktifitas favorit bagi anak-anak. Dieng dengan suasana alamnya yang banyak sumber air panas sebagian sudah dikelola menjadi kolam renang dan tempat bermain air. Bukan hanya disukai anak-anak, tetapi juga disukai orang tua. Suhu air yang panas bercampur unsur belerang dianggap baik bagi menjaga kesehatan.
Banyak hal yang perlu disampaikan jika kita bicara tentang Dieng. Karena Dieng memiliki pengalaman sejarah yang panjang, disamping keunikan alam dan budayanya yang memang tidak diragukan lagi. Sebagai contoh jika kita bicara tentang kawah, maka di Dieng ada beberapa nama yang patut disebut. Begitu pula dengan dengan telaga. Serta puncak. Bagi yang suka camping, sebagian merupakan tempat yang cocok untuk ber-camping.
Namun jika tulisan ini terlalu panjang, mungkin sebagian pembaca akan merasa bosan dan tidak merampungkan membacanya. Untuk itu cukup sekian saja untuk tulisan saya kali ini. Sampai jumpa pada postingan berikutnya, InsyaaAlloh.
Jika ada yang salah mohon dimaafkan. Kritik dan saran sangat bermanfaat bagi penulis, bagi pengembangan konten.
Jika ingin berkomentar, silakan tulis di kolom komentar.