Pentingnya Menjaga Kondisi Tubuh
Melakukan Apapun harus Fokus
Pagi hari sebelum berangkat kerja melihat hape. Memeriksa apakah ada pesan penting yang harus aku baca sebelum pergi kerja. Dalam penelusuran terlihat olehku tawaran mengikuti pelatihan daring yang diselenggarakan badan diklat swasta. Sebenarnya saya tertarik ingin mengikuti, karena topik yang akan dipelajari pada pelatihan tersebut saya sukai, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam berliterasi. Kalau dulu, tanpa berpikir panjang, saya akan langsung mendaftarkan diri mengikuti pelatihan tersebut asalkan masih ada uang membayarnya. Karena pelatihan dilaksanakan secara daring, masih bisa belajar sambil melakukan aktifitas yang lain. Meskipun tidak dapat menyerap semua materi yang diajarkan, dengan menguasai beberapa persen saja sudah memadai, mengingat biaya yang dikeluarkan tidak mahal-mahal amat.
Dulu saya bahkan pernah mengikuti dua pelatihan dalam satu waktu oleh badan diklat yang berbeda. Masih sama alasannya, meski tidak mendapatkan semuanya, setidaknya masih bisa mendapatkan sebagian. Bagi saya menjaga semangat untuk tetap belajar itu penting. Sedangkan momen-momen tertentu mungkin tidak bisa diulang di waktu lain. Tapi kali ini tidak. Keputusan yang saya ambil berbeda dengan masa lalu. Saya masih ingat dengan segar di kepala ketika waktu itu mengikuti sesi Vidio Converence ambil menimang bayi usia satu tahun. Bagiku hal-hal seperti ini sebagai bagian dari perjuangan untuk masa depan. Saya yakin bukan hanya saya, banyak orang diluar sana yang melakukannya. Ketika ini ditulis maksudnya adalah untuk mengingat kenangan manis di masa lalu. Agar siapapun yang membaca akan masa indah yang pernah dialaminya serta menjaga semangat yang baik itu hingga sekarang dan masa yang akan datang. Mungkin dalam wujud yang berbeda namun dengan semangat yang sama. Namun bukan ini alasan menolak tawaran itu.
Secara pribadi saya bersyukur dengan adanya orang yang sudi menginformasikan, mengajak kepada aktivitas yang baik. Ini bagiku merupakan anugerah karena masih ada kesempatan untuk belajar lebih baik lagi. Meskipun kali ini belum bisa mengikutinya. Saya bahkan enggan keluar dari grup WA yang dibuat dalam rangka mengikuti pelatihan. Entah kapan pasti akan ada yang memosting pesan bermanfaat atau informasi faktual seputar pendidikan. Semoga saja di masa mendatang dapat bergabung lagi dalam kebersamaan yang positif dengan orang-orang yang memiliki frekuensi yang tentang pentingnya belajar dan berusaha serta pentingnya menjaga motivasi belajar pada diri sendiri.
Sebenarnya ada satu hal yang perlu disampaikan disini. Bahwa dalam proses merenungi terhadap aktivitas yang sudah dilakukan di masa lalu, baik tadi, kemarin, ataupun kemarin dulu. Atau dengan kata lain berdasarkan analisis pribadi didapat informasi/kenyataan bahwa dua pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam satu waktu dalam kondisi tertentu akan menjadi 'kurang efektif', alias hasilnya tidak maksimal. Untuk itu seseorang perlu memahami keadaan terkini dan menyelaraskan antara keinginan/harapan/cita-cita dengan situasi dan kondisi sekarang. Ada satu kata yang patut menjadi pertimbangan yaitu 'fokus'. Dalam menjalankan sesuatu aktivitas seseorang perlu melakukan dengan fokus agar mendapatkan hasil yang baik atau sesuai harapan. Betapa penting menjaga fokus terhadap apa yang sedang dihadapi. Ketika sedang melakukan satu aktifitas belajar perlu fokus. Begitu pula ketika sedang menjalani satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diri perlu menjaga fokus. Agar dapat melaksanakan semua tahap dengan baik. Namun ini adalah suatu usaha. Manusia hanya bisa berusaha. Tuhan yang menentukan.
Pengalaman
Pengalaman seseorang adalah guru terbaik bagi dirinya. Pengalaman pribadi membuktikan kebenaran suatu konsep maupun teori atau sebaliknya, sehingga membentuk keyakinan dalam diri yang mempengaruhi sikap dan perbuatan. Pengalaman orang lain menambah wawasan serta memperkaya pengetahuan seseorang yang dengannya ia menjadi lebih bijak dalam mengarungi kehidupan. Ia bagaikan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya. Tidak terbeli dengan rupiah.
Semua orang memiliki pengalaman yang berbeda. Meskipun sepintas terlihat mirip, namun pada hakikatnya berbeda satu sama lain. Ia juga sebagai momentum untuk berubah atau bergerak. Jika geraknya ke arah yang lebih baik tentunya sebagai anugerah dari Tuhan, karena semua yang terjadi atas kehendak Tuhan. Sebaliknya pengalaman yang menjadi sebab seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya adalah kerugian.
Terkadang pengalaman pahit menjadi pemicu seseorang untuk bangkit dan maju. Ia menyiapkan masa depan dengan matang agar pengalaman pahit tidak terulang lagi. Setengahnya lagi memiliki pengalaman manis yang membawanya menjadi insan yang pandai bersyukur. Ia menganggap kesenangan dan kebahagiaan yang ia nikmati merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Pemurah, yang harus disyukuri. Kemudian sikap syukurnya menjadikan nikmat yang ia terima semakin bertambah.
Sikap tidak mensyukuri nikmat harus dihindari. Selain tidak bisa merasakan kebahagiaan, juga berpotensi terjerumus pada keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Perilaku seperti perlu diwaspadai, karena hidup tidak hanya hari ini. Baik pengalaman manis atau pahit bisa menjadikan seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Saya berdoa, semoga saya dan pembaca terhindar dari hal sedemikian.
Manusia sebagai makhluk sosial terus berinteraksi dengan manusia lain. Bentuk interaksi diwujudkan dalam berbagai macam. Ada yang berinteraksi dengan orang lain secara langsung, ada juga yang melalui perantara. Sebagian orang mungkin menganggap dirinya tidak berinteraksi dengan orang lain, karena ia lebih banyak menyendiri dan tidak berkata-kata dihadapan orang lain. Namun perlu diingat bahwa dalam kesendiriannya ia membaca buku atau artikel yang ditulis orang lain sebagai bentuk interaksi secara tidak langsung. Begitu pula dengan penggunaan gawai maupun berbagai perangkat elektronik yang mentransfer pesan baik dalam bentuk tulisan maupun audio. Pendek kata merupakan interaksi dengan orang lain dalam bentuk yang berbeda.
Dalam berinteraksi seseorang saling berbagi pengalaman hidupnya. Ada yang menyenangkan dan ada yang tidak. Pengalaman orang lain yang kita terima merupakan pelajaran berharga bagi yang mau belajar. Tetapi bagi yang tidak mau belajar sebaik apapun pengalaman seseorang tidak berarti apa-apa baginya. Bisa belajar dari pengalaman orang lain tentunya perlu disyukuri. Artinya kita mendapat petunjuk sebelum melangkah. Dalam interaksi di berbagai diskusi banyak sekali pengalaman yang didapat dari teman-teman.
https://wayaway.tp.st/DuVx3Ktg 👈 klik untuk mendapatkan harga promo
Apakah Mengajar di Tempat Jauh Efektif (bagian 2)
Elaborasi Pemahaman Yang Ditunggu
Apakah Mengajar di Tempat Jauh Efektif
Setelah membaca judul postingan mungkin Anda akan bertanya, "Apakah maksud yang sebenarnya ingin disampaikan penulis?" Atau bahkan menganggap, "Mungkin penulis sedang merasa kurang nyaman?" "Apakah penulis sedang berusaha mencuri perhatian agar tulisan dibaca banyak orang, dan mendapat posisi yang baik di bilah penelusuran Google?" "Atau penulis sekedar iseng mengisi waktu di malam hari yang dingin sambil menunggu rasa kantuk." Apapun itu tentunya sah-sah saja, dan wajar. Namun tentunya kita harus selalu berpikir positif dengan segala sesuatu yang ada di depan kita. Karena dengan berpikir positif kita akan menjalani hari dengan perasaan nyaman dan tenang. Tetaplah berbuat baik dengan berusaha menyenangkan orang yang Anda cintai dan sayangi. Jika berkenan, rasanya tidak berlebihan jika Anda sudi membaca paragraf berikutnya. Siapapun ia tentunya akan merasa senang jika tulisannya di media ada yang memberikan respon baik "suka"/👍👌 maupun "tidak suka"👎😜.
Ceritanya bermula dari Wan Kadir, guru SD yang mengajar di sekolah dasar Kayangan. Ia tinggal di desa kecil di daerah Senda. Ia tidak pernah pindah dari desa itu kecuali sesekali merantau untuk mencari pengalaman. Ada yang berbeda darinya. Sejak kecil ia sudah belajar merenungi aktivitas sehari-hari. Sehingga terkadang tetangganya menganggap ia sebagai orang yang agak aneh. Tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Ia memang terlahir dari keluarga pas-pasan. Tidak bijak jika dikatakan sebagai keluarga yang kekurangan karena dalam situasi sangat sederhana sekalipun ia masih tumbuh sebagai anak normal, meskipun agak jauh dari kemewahan. Baik dalam urusan makan, pakaian maupun dalam bermain dan memperoleh kesenangan sebagai anak-anak.
Seperti biasa dalam hari-harinya ia gunakan sedikit waktu untuk 'merenung'. Ia sudah terbiasa berpikir tentang apa yang sudah ia lakukan di hari itu? Apakah yang dilakukan sesuai dengan hati nuraninya, atau ia telah melakukan sesuatu yang tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Baginya ini penting menurutnya yang dilakukan hari ini sekecil apapun akan berdampak di hari esok. Bisa positif dan bisa negatif.
Tak terasa, ia sudah cukup lama menjalani profesi sebagai guru. Profesi itu ia lakukan dengan mengalir saja mengikuti arus. Bagaikan air sungai di muara. Meskipun pelan, semakin lama semakin jauh. Ia pun merenung. Dalam renungannya ia merasa, bahwa sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar masih belum cukup memberikan dampak pada murid-muridnya. Ia pun berpikir, bagaimana agar usaha yang ia lakukan sehari-hari bisa berdampak bagi orang lain. Itulah sebabnya setelah mendapat informasi adanya pengumuman pendaftaran mengikuti pelatihan calon guru penggerak, tanpa banyak pertimbangan ia menyambut tawaran itu dengan suka cita. Ia pun berusaha mendaftarkan diri mengikuti pelatihan itu. Usaha pertama yang dilakukan belum berhasil. Setelah tahu bahwa ia dinyatakan tidak diterima, tidak berkecil hati. Ia pun berusaha mendaftar pada angkatan berikutnya. Kali ini usahanya berhasil, setelah menggunakan jurus yang sedikit berbeda dengan yang ia lakukan pada angkatan sebelumnya. Akhirnya ia pun resmi menjadi peserta pada pelatihan yang diperuntukkan bagi guru. Ia sangat gembira karena yang ia harapkan selama ini menjadi kenyataan setelah mendapati namanya tercantum dalam daftar calon peserta pelatihan di angkatan empat belas. Rasa syukur menyelimuti ruang hatinya. Ibarat kata 'pucuk dicinta ulam pun tiba'. Meskipun sebenarnya istilah itu kurang tepat untuk situasinya.
Wan Kadir memang guru yang suka dengan tantangan. Ia sadar, untuk mengikuti serangkaian proses belajar di program pelatihan calon guru penggerak angkatan empat belas memerlukan tenaga dan pikiran 'ekstra'. Sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar di distrik Panda yang cukup jauh dari rumahnya. Setiap hari menempuh jarak empat puluh kilometer dari rumahnya ke tempat ia mengajar. Hal itu ia lakukan dengan senang hati, karena ia teringat peribahasa "sekali dayung dikayuh dua tiga pulau terlampaui". Distrik Panda memang jauh dari rumahnya, namun baginya perjalanan menuju distrik cukup menyenangkan. Selain pemandangannya indah, banyak pengalaman yang ia dapatkan baik dalam perjalanan maupun di tempat ia bekerja. Ia menganggap, ada unsur wisata dalam setiap perjalannya menuju dan kembali dari tempat kerja. Tidak perlu lagi menganggarkan biaya wisata, karena kebutuhan itu sudah ia dapatkan setiap hari.
Distrik Panda memang sangat menarik, bagi pecinta wisata alam. Terutama bagi mereka yang suka dengan aktivitas penjelajahan. Dulu sewaktu ia baru ditempatkan sebagai guru banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Terutama terkait Medan perjalanan yang cukup 'super'. Kini keadaan sudah berubah. Sudah tidak banyak tantangan perjalanan. Malah kondisi saat ini seakan memanjakan mata bagi penjelajah dengan adanya pemandangan indah serta udara yang segar kaya oksigen. ...... (bersambung)
https://wayaway.tp.st/DuVx3Ktg
Waktu untuk Belajar adalah Malam hari
"Selamat pagi Bu Guru", "Selamat pagi Pak Guru". Begitu sapaan murid - murid kepada Bapak dan Ibu Guru di sekolah setiap hari. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, atau SMA. Mereka datang untuk belajar. Menimba ilmu untuk masa depan yang ia cita-citakan. Mereka menghendaki agar kelak menjadi orang berguna. Bukan saja bagi dirinya dan keluarganya, namun lebih jauh ingin menjadi orang yang dibanggakan dan bermanfaat bagi kalangan yang lebih luas. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Syukur-syukur menjadi tokoh politik yang disegani dan dihormati sekaligus dibutuhkan peranannya bagi bangsa dan negara. Politik yang saya maksud adalah politik dalam arti luas. Setidaknya menaruh harap agar kelak dapat menjalankan sebuah profesi yang berguna bagi masyarakat luas. Tak heran ketika ditanya, "apa cita-cita kamu?". Ia pun akan menjawab, "Saya ingin menjadi dokter", "Saya ingin menjadi polisi", "Saya ingin menjadi insinyur" dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin berguna di masa depannya. Bukan sekedar ingin mendapat apa yang ia butuhkan untuk menunjang aktivitas kesehariannya sebagai makhluk Tuhan.
Apapun yang dicita-citakan tidak akan terwujud tanpa belajar. Belajar untuk memenuhi kebutuhannya, belajar untuk menggapai cita-citanya, belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Pendek kata , belajar yang seluas-luasnya. Sekolah hanya salah satu bagian dari tempat yang digunakan untuk belajar. Masih banyak tempat lain yang bisa digunakan untuk belajar atau dijadikan sebagai objek belajar. Namun bukan berarti mengecilkan peran sekolah bagi perkembangan seseorang. Yang saya maksud adalah pentingnya membangkitkan motivasi belajar agar seseorang senantiasa memiliki maksud belajar dimana pun, kapan pun, dan dengan siapapun. Karena sesungguhnya kewajiban belajar adalah sejak dari ayunan hingga ke liang lahat. Saya tidak akan menjelaskan maksud dari waktu belajar yang disebutkan tadi, cukup sekedar mengingatkan saja. Minimal mengingatkan pada diri sendiri dengan menuliskan kembali. Saya yakin pembaca memiliki pemahaman yang lebih sempurna akan hal ini.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal berperan penting dalam membangun karakter murid. Karakter yang religius, nasionalis, mandiri, memiliki semangat gotong-royong, serta memiliki integritas. Serta karakter-karakter yang lain. Yang demikian sebagai pengamalan Pancasila dalam diri seseorang. Sekolah juga merupakan tempat untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Sekolah juga sebagai tempat untuk belajar dari pengalaman. Baik pengalaman pribadi secara langsung maupun pengalaman dari orang lain yang dapat dijadikan referensi dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal dan keadaan.
Selain sekolah ada satu lagi institusi pendidikan yang tidak kalah pentingnya, yaitu rumah. Rumah merupakan institusi pendidikan pertama seorang anak. Bedanya kalau sekolah adalah institusi pendidikan formal sedangkan rumah. Sekolah dibuka sebagai tempat belajar formal pada pagi dan siang hari. Sedangkan rumah dibuka 24 jam dalam melayani kebutuhan pendidikan bagi anak.
Setelah berbicara mengenai tempat belajar sekarang saatnya berbicara tentang waktu untuk belajar. Setiap orang mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya di sekolah disediakan berbagi alat yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam proses ada suasana. Suasana belajar yang nyaman bagi seseorang mungkin ada sedikit perbedaan, namun secara umum suasana yang tenang. Terutama ketika mempelajari pengetahuan. Baik dengan membaca maupun mendengarkan audio. Diantara waktu yang baik dalam mendapat kenyamanan melalui ketenangan adalah malam hari. Belajar dalam suasana yang nyaman akan berpengaruh kualitas belajarnya.