Apakah Mengajar di Tempat Jauh Efektif

Setelah membaca judul postingan mungkin Anda akan bertanya, "Apakah maksud yang sebenarnya ingin disampaikan penulis?" Atau bahkan menganggap, "Mungkin penulis sedang merasa kurang nyaman?" "Apakah penulis sedang berusaha mencuri perhatian agar tulisan dibaca banyak orang, dan mendapat posisi yang baik di bilah penelusuran Google?" "Atau penulis sekedar iseng mengisi waktu di malam  hari yang dingin sambil menunggu rasa kantuk." Apapun itu tentunya sah-sah saja, dan wajar. Namun tentunya kita harus selalu berpikir positif dengan segala sesuatu yang ada di depan kita. Karena dengan berpikir positif kita akan menjalani hari dengan perasaan nyaman dan tenang. Tetaplah berbuat baik dengan berusaha menyenangkan orang yang Anda cintai dan sayangi. Jika berkenan, rasanya tidak berlebihan jika Anda sudi membaca paragraf berikutnya. Siapapun ia  tentunya akan merasa senang jika tulisannya di media ada yang memberikan respon baik "suka"/👍👌 maupun "tidak suka"👎😜. 

Ceritanya bermula dari Wan Kadir, guru SD yang mengajar di sekolah dasar Kayangan. Ia tinggal di desa kecil di daerah Senda. Ia tidak pernah pindah dari desa itu kecuali sesekali merantau untuk mencari pengalaman. Ada yang berbeda darinya. Sejak kecil ia sudah belajar merenungi aktivitas sehari-hari. Sehingga terkadang tetangganya menganggap ia sebagai orang yang agak aneh. Tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Ia memang terlahir dari keluarga pas-pasan. Tidak bijak jika dikatakan sebagai keluarga yang kekurangan karena dalam situasi sangat sederhana sekalipun ia masih tumbuh sebagai anak normal, meskipun agak jauh dari kemewahan. Baik dalam urusan makan, pakaian maupun dalam bermain dan memperoleh kesenangan sebagai anak-anak. 

Seperti biasa dalam hari-harinya ia gunakan sedikit waktu untuk 'merenung'. Ia sudah terbiasa berpikir tentang  apa yang sudah ia lakukan di hari itu? Apakah yang dilakukan sesuai dengan hati nuraninya, atau ia telah melakukan sesuatu yang tanpa dipikirkan terlebih dahulu.  Baginya ini penting menurutnya yang dilakukan hari ini sekecil apapun akan berdampak di hari esok. Bisa positif dan bisa negatif. 

Tak terasa, ia sudah cukup lama menjalani profesi sebagai guru. Profesi itu ia lakukan dengan mengalir saja mengikuti arus. Bagaikan air sungai di muara. Meskipun pelan, semakin  lama semakin jauh. Ia pun merenung. Dalam renungannya ia merasa, bahwa sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar masih belum cukup memberikan dampak pada murid-muridnya. Ia pun berpikir, bagaimana agar usaha yang ia lakukan sehari-hari bisa berdampak bagi orang lain. Itulah sebabnya setelah mendapat informasi adanya pengumuman pendaftaran mengikuti pelatihan calon guru penggerak, tanpa banyak pertimbangan ia menyambut tawaran itu dengan suka cita. Ia pun berusaha mendaftarkan diri mengikuti pelatihan itu. Usaha pertama yang dilakukan belum berhasil. Setelah tahu bahwa ia  dinyatakan tidak diterima, tidak berkecil hati. Ia pun berusaha mendaftar pada angkatan berikutnya. Kali ini usahanya berhasil, setelah menggunakan jurus yang sedikit berbeda dengan yang ia lakukan pada angkatan sebelumnya. Akhirnya ia pun resmi menjadi peserta pada pelatihan yang diperuntukkan bagi guru. Ia sangat gembira karena yang ia harapkan selama ini menjadi kenyataan setelah mendapati namanya tercantum dalam daftar calon peserta pelatihan di angkatan empat belas. Rasa syukur menyelimuti ruang hatinya. Ibarat kata 'pucuk dicinta ulam pun tiba'. Meskipun sebenarnya istilah itu  kurang tepat untuk situasinya.

Wan Kadir memang guru yang suka dengan tantangan. Ia sadar, untuk mengikuti serangkaian proses belajar di program pelatihan calon guru penggerak angkatan empat belas memerlukan tenaga dan pikiran 'ekstra'. Sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar di distrik Panda yang cukup jauh dari rumahnya. Setiap hari menempuh jarak empat puluh kilometer dari rumahnya ke tempat ia mengajar. Hal itu ia lakukan dengan senang hati, karena ia teringat peribahasa "sekali dayung dikayuh dua tiga pulau terlampaui". Distrik Panda memang jauh dari rumahnya, namun baginya perjalanan menuju distrik cukup menyenangkan. Selain pemandangannya indah, banyak pengalaman yang ia dapatkan baik dalam perjalanan maupun di tempat ia bekerja. Ia menganggap, ada unsur wisata dalam setiap  perjalannya menuju dan kembali dari tempat kerja. Tidak perlu lagi menganggarkan biaya wisata, karena kebutuhan itu sudah ia dapatkan setiap hari. 

Distrik Panda memang sangat menarik, bagi pecinta wisata alam. Terutama bagi mereka yang suka dengan aktivitas penjelajahan. Dulu sewaktu ia baru ditempatkan sebagai guru banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Terutama terkait Medan perjalanan yang cukup 'super'.  Kini keadaan sudah berubah. Sudah tidak banyak tantangan perjalanan. Malah kondisi saat ini seakan memanjakan mata bagi penjelajah dengan adanya pemandangan indah serta udara yang segar kaya oksigen. ...... (bersambung)

https://wayaway.tp.st/DuVx3Ktg

Cheap flights with cashback

Waktu untuk Belajar adalah Malam hari

"Selamat pagi Bu Guru", "Selamat pagi Pak Guru". Begitu sapaan murid - murid kepada Bapak dan Ibu Guru di sekolah setiap hari. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, atau SMA. Mereka datang untuk belajar. Menimba ilmu untuk masa depan yang ia cita-citakan. Mereka menghendaki agar kelak menjadi orang berguna. Bukan saja bagi dirinya dan keluarganya, namun lebih jauh ingin menjadi orang yang dibanggakan dan bermanfaat bagi kalangan yang lebih luas. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Syukur-syukur menjadi tokoh politik yang disegani dan dihormati sekaligus dibutuhkan peranannya bagi bangsa dan negara. Politik yang saya maksud adalah politik dalam arti luas. Setidaknya menaruh harap agar kelak dapat menjalankan sebuah profesi yang berguna bagi masyarakat luas. Tak heran ketika ditanya, "apa cita-cita kamu?". Ia pun akan menjawab, "Saya ingin menjadi dokter", "Saya ingin menjadi polisi", "Saya ingin menjadi insinyur" dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin berguna di masa depannya. Bukan sekedar ingin mendapat apa yang ia butuhkan untuk menunjang aktivitas kesehariannya sebagai makhluk Tuhan.

Apapun yang dicita-citakan tidak akan terwujud tanpa belajar. Belajar untuk memenuhi kebutuhannya, belajar untuk menggapai cita-citanya, belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Pendek kata , belajar yang seluas-luasnya. Sekolah hanya salah satu bagian dari tempat yang digunakan untuk belajar. Masih banyak tempat lain yang bisa digunakan untuk belajar atau dijadikan sebagai objek belajar. Namun bukan berarti mengecilkan peran sekolah bagi perkembangan seseorang. Yang saya maksud adalah pentingnya membangkitkan motivasi belajar agar seseorang senantiasa memiliki maksud belajar dimana pun, kapan pun, dan dengan siapapun. Karena sesungguhnya kewajiban belajar adalah sejak dari ayunan hingga ke liang lahat. Saya tidak akan menjelaskan maksud dari waktu belajar yang disebutkan tadi, cukup sekedar mengingatkan saja. Minimal mengingatkan pada diri sendiri dengan menuliskan kembali.  Saya yakin pembaca memiliki pemahaman yang lebih sempurna  akan hal ini. 

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal berperan penting dalam membangun karakter murid. Karakter yang religius, nasionalis, mandiri, memiliki semangat gotong-royong, serta memiliki integritas. Serta karakter-karakter yang lain.  Yang demikian sebagai pengamalan Pancasila dalam diri seseorang. Sekolah juga merupakan tempat untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Sekolah juga sebagai tempat untuk belajar dari pengalaman. Baik pengalaman pribadi secara langsung maupun pengalaman dari orang lain yang dapat dijadikan referensi dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal dan keadaan.

Selain sekolah ada satu lagi institusi pendidikan yang tidak kalah pentingnya,  yaitu rumah. Rumah merupakan institusi pendidikan pertama seorang anak. Bedanya kalau sekolah adalah institusi pendidikan formal sedangkan rumah. Sekolah dibuka sebagai tempat belajar formal pada pagi dan siang hari.  Sedangkan rumah dibuka 24 jam dalam melayani kebutuhan pendidikan bagi anak. 

Setelah berbicara mengenai tempat belajar sekarang saatnya berbicara tentang waktu untuk belajar. Setiap orang mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya di sekolah disediakan berbagi alat yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam proses ada suasana. Suasana belajar yang nyaman bagi seseorang mungkin ada sedikit perbedaan, namun secara umum suasana yang tenang. Terutama ketika mempelajari pengetahuan. Baik dengan membaca maupun mendengarkan audio. Diantara waktu yang baik dalam mendapat kenyamanan melalui ketenangan adalah malam hari. Belajar dalam suasana yang nyaman akan berpengaruh kualitas belajarnya. 

https://tp.media/click?shmarker=414605&promo_id=4452&source_type=link&type=click&campaign_id=147&trs=213451

Banner 1 Banner 2

Belajar Dengan Siapapun

Wawasan seseorang memengaruhi bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi yang ada di hadapannya. Baik wawasan tentang diri maupun lingkungannya. Pendidikan menuntun manusia untuk memiliki wawasan yang luas tentang alam baik yang tampak maupun tidak tampak. Semestinya wawasan seseorang bertambah dari waktu ke waktu agar ia semakin bijak. Bijak dalam berinteraksi dengan sesama manusia serta lingkungan tempat ia berada.

Guru dalam tugasnya senantiasa berusaha agar murid membuka diri dan pikirannya untuk berbagai informasi yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Baik lingkungan manusia maupun bukan manusia. Namun juga selektif terhadap informasi yang ia terima. Murid adalah hari ini adalah pemimpin di masa depan. Murid yang membuka diri terhadap informasi dari luar tentunya akan lebih kaya pengetahuan serta mudah dalam meningkatkan kemampuannya. Sebaliknya murid yang menutup diri dan merasa cukup dengan pengetahuan yang sudah dimiliki akan sulit berkembang. 

Guru merupakan teladan bagi murid. Sebagai teladan guru terbuka dan berusaha memperluas wawasan yang ia miliki. Sebagai teladan apa yang dilakukan guru dan sikap batin akan berpengaruh terhadap murid. Sebagian orang mungkin menyangkal atas pernyataan ini karena  beranggapan bahwa perubahan yang dialami murid hanya bergantung pada apa yang ia lihat dan ia dengar. Itu hal yang wajar. Namun dapat dipahami bahwa suasana batin seseorang akan tercermin pada raut wajah, nada suara , serta gerak tubuh dalam berperilaku. Itu semua bagi orang yang baru kenal sekali mungkin tidak terlalu berdampak. Akan tetapi pada hubungan guru dan murid yang intensitas pertemuannya sangat sering tentunya akan saling memengaruhi antara  guru dan murid. Tak heran guru berusaha untuk selalu tampil menarik di depan murid. Wajah ceria biasanya menggambarkan suasana hati yang gembira.

Sikap mau belajar dan menerima tidak terbatas pada orang yang dihormati dan diagungkan saja, namun belajar apa saja  dengan siapa saja. Bagi pendidik segala informasi yang berkaitan dengan pendidikan menjadi sangat menarik meskipun bukan berasal dari praktisi pendidikan. Terlebih lagi terhadap informasi tentang pengalaman tema guru mengelola pembelajaran, baik dalam ruangan maupun di luar ruangan, baik luring maupun daring.

Aktivitas berbagi pengalaman praktik baik sesama guru dalam pendidikan calon guru penggerak dilakukan secara luring maupun daring. Berbagi pengalaman dan pemikiran/dilakukan secara daring dilakuan pada loka karya.  Sedangkan pada aktivitas berbagi secara daring dilakukan melalui diskusi asinkron dengan menulis dan menanggapi postingan di blog maupun melalui diskusi sinkron pada ruang kolaborasi dan elaborasi konsep.

Banner 3 Banner 4

Diskusi Virtual di Ruang Kolaborasi

Ruang kolaborasi diberikan kepada peserta untuk menggali potensi yang dimiliki diri sendiri sekaligus teman - teman dalam satu kelompok. Ruang kolaborasi dimulai dengan diskusi virtual yang dipandu oleh Fasilitator mengenai topik tertentu sesuai dengan tema pada modul yang sedang dipelajari. Dilanjutkan dengan diskusi pada kelompok kecil membahas persoalan(stimulus) yang diajukan.  Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya pada ruang utama. Ada ruang utama dan ruang diskusi kelompok. Ini menarik bagi peserta.
Meskipun dilakukan secara virtual, namun membawa dampak yang sangat positif bagi peserta. Bukan hanya sebagai wahana silaturahmi secara online, namun juga merupakan kesempatan berbagi praktik baik dengan sesama peserta sekaligus menjadi wahana untuk menemukan solusi atas. Permasalahan yang dihadapi tempat kerja. Pengalaman baik dari peserta disampaikan, solusi untuk persoalan dipecahkan bersama. Diskusi yang dihadiri Pengajar Praktik dengan dipandu oleh Fasilitator membuat peserta dapat menjalani proses dengan baik dan terarah.

Kolaborasi yang dibangun  dalam satu kelompok baik dalam diskusi maupun presentasi memberikan pengalaman berharga bagi peserta. Betapa tidak dalam peserta dapat memecahkan kasus pembelajaran yang diajukan dalam tugas kelompok secara bersama. Jika dilakukan secara mandiri mungkin cukup rumit, namun dengan kolaborasi bisa menghemat waktu dan energi.  

Pengalaman dari masing -masing peserta yang berasal dari berbagai tempat berbeda tentunya menambah dan memperluas wawasan pemahaman yang dimiliki peserta. Peserta yang berasal dari jenjang sekolah dasar dapat belajar dari peserta yang berasal dari TK maupun SMP. Disini peserta dapat saling berbagi dan menerima masukan dari peserta lain. Terkadang masukan berupa kritik maupun saran. Apapun itu tentunya berpengaruh positif bagi peserta baik dalam segi sikap maupun ketrampilan yang dimiliki.  Dengan sendirinya peserta mendapat kesempatan untuk belajar menjadi guru yang bijak.
Banner 5 Banner 6

Due date

Due date terkadang menjadi momok yang amat menakutkan. Bukan karena konsekuensinya, namun karena ingin memaksimalkan pelaksanaan tugas. Harapan tidak akan menyesal suatu hari nanti. Ia bahkan tertanam dalam pikiran dan dibawa ke mana saja kaki melangkah. Apakah yang seperti ini berdampak pada kinerja seseorang? Jawaban yang sesungguhnya tentu ada dibenak masing-masing individu. Semua orang mungkin saja memiliki jawaban yang beragam. Karena kondisinya berbeda antar orang satu dengan orang yang lain. 

Coba bayangkan, demi menyelesaikan tugas sebelum due date, seseorang rela tidak tidur semalaman. Boleh jadi seseorang akan mengalami masalah kesehatan akibat hal itu. Namun tentunya semua orang memiliki alasan yang bisa dipertanggungjawabkan atas keputusannya. Mungkin seseorang sudah mengantisipasi akan munculnya hal-hal  yang kurang menyenangkan, dengan menyiapkan langkah strategis untuk mengatasinya. Tentunya kembali lagi  kepada diri pribadi.

Satu hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang mungkin memilih kesibukan tinggi atau memiliki tugas yang padat, semestinya memperhatikan dan memahami kondisi tubuh. Siapa yang lebih memahami kondisi, jika bukan diri sendiri. Manajemen waktu atau manajemen diri menjadi amat penting. Jika tidak maka resiko siap menghadang. 

Setengah orang menganggap bahwa momentum sangat berharga dan akan diperjuangkannya sekuat tenaga. Due date merupakan bagian dari momentum. Untuk itu ia mengatur waktu tidur, waktu makan, porsi makan, kadar gizi, maupun tempat tidur dan suasana lingkungan ketika ia tidur. Tidur berkualitas tentunya akan memperkuat pertahanan tubuh. Sebaliknya kurang tidur dapat berpengaruh pada situasi terpapar resiko gangguan kesehatan. Tidaklah harus tidur dalam waktu yang lama untuk mendapatkan kenyamanan. Namun kualitas tidur yang lebih diharapkan. Begitu pula dengan makanan. Kita semua paham bahwa energi yang kita butuhkan setiap hari pada umumnya berasal dari makanan yang kita makan. Baik buruknya kualitas makanan berpengaruh pada kesehatan dan daya tahan tubuh.


Italian_728*90

Loka 2 Budaya Positif

Dalam kegiatan lokakarya CGP dapat belajar dengan cara melakukan simulasi penerapan budaya positif di sekolah. Aktivitas yang dilakukan antara lain; simulasi membuat keyakinan kelas, simulasi segitiga  restitusi, serta diskusi tentang visi guru penggerak. 
Kegiatan yang dilakukan dalam lokakarya sebenarnya bukan hanya simulasi. Sebelumnya Pengajar Praktik sebagai pembimbing memaparkan mater dari mata diklat secara tatap muka kepada peserta CGP disertai diskusi. Tidak ketinggalan Pengajar Praktik melengkapi aktivitasnya dengan melatih cara melakukan tepuk di kelas. Tepuk yang dipelajari yaitu tepuk semangat dan tepuk konsentrasi.

Materi yang disampaikan dalam  pemaparan terkait Visi, prakarsa perubahan dengan pendekatan BAGJA serta Budaya Positif. Visi dibuat guna menggapai tujuan belajar yang utama yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Setelah membuat visi, dilanjutkan dengan prakarsa perubahan. Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan prakarsa perubahan dikenal dengan istilah BAGJA, yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi,  Jabarkan rencana, serta Atur eksekusi. BAGJA dalam bahasa Sunda maknanya bahagia.

Sebelum melakukan simulasi pembentukan keyakinan kelas dan restitusi terlebih dahulu melakukan diskusi kelompok besar tentang tahap penyusunan keyakinan kelas dan proses restitusi.
Simulasi penyusunan keyakinan kelas dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota 3 orang perkelompok sedangkan simulasi restitusi dilaksanak dalam kelompok yang lebih kecil dengan jumlah anggota 3 orang setiap kelompok.
Pada simulasi penyusunan keyakinan kelas semua anggota kelompok memilik tugas berkesinambungan yang memungkinkan semua anggota malaksanakan simulasi secara aktif. Sedangkan pada simulasi restitusi setiap kelompok dihadapkan pada tiga kasus yang berbeda sehingga setiap anggota kelompok berganti peran secara berurutan sebagai guru, murid serta pemantau pada kasus yang berbeda.
Dari kegiatan ini banyak hal yang dapat dipetik sebagai proses belajar....
Italian_160*600 German_728*90

Mulai Dari Diri

Proses belajar pada program pendidikan calon guru penggerak dimulai dari diri sendiri. Dengan merefleksi materi yang dipelajari pada modul di LMS dengan pengalaman mengajar yang sudah dilakukan dalam keseharian. Apakah cara mengajar sehari - hari sudah sesuai dengan materi pada modul, ataukah sebaliknya. Jika sudah sesuai tentunya ini merupakan hal yang baik. Namun jika belum hendaknya berusaha mengimplementasikan materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Begitu pula dengan cara pandang terhadap pendidikan. 
Pada dasarnya proses belajar yang baik berpihak pada murid. Karena pendidikan hakikatnya merupakan usaha memanusiakan manusia. Berpihak pada murid maknanya berorientasi pada murid. Semua upaya yang dilakukan semata-mata untuk kebaikan murid. Agar murid bahagia dan selamat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dimana ia berada. Sikap yang seperti ini sesuai dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. 

Manusia yang sejak lahir tumbuh dan berkembang dengan keunikannya masing-masing bukan lagi seperti kertas kosong. Melainkan seperti kertas yang sudah ada goresan - goresan tipis, berbeda satu dengan yang lain. Guru hanya menebalkan goresan - goresan yang baik yang kelak akan bermanfaat bagi kehidupannya maupun bagi orang lain di sekitarnya. Perubahan cara pandang terhadap manusia mungkin belum bisa diterima oleh semua orang. Setidaknya CGP berani melakukannya, karena akan berpengaruh pada langkah pembelajaran yang dirancang untuk dilaksanakan bersama murid.

Setelah melakukan aktifitas pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara, kemudian melakukan aktifitas berbagi praktik baik agar berdampak pada rekan-rekan guru di sekitarnya. Proses berbagi bisa dilakukan dengan berbagai cara baik secara langsung maupun tidak langsung. Baik secara luring maupun daring.


German_160*600 300*250 728*90