Observasi ke Dieng
Oleh: Pono, S.Pd.SD
Kurikulum
Sekolah sebagai institusi pendidikan selain melaksanakan kurikulum nasional juga menerapkan kurikulum muatan lokal, baik muatan lokal daerah provinsi maupun muatan lokal daerah kabupaten.
Untuk mengimplementasikan muatan lokal provisi sekolah dasar di wilayah kabupaten Banjarnegara membelajarkan bahasa Jawa kepada siswanya. Sedangkan nama mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sebagai wujud implementasi kurikulum muatan lokal kabupaten adalah Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara biasa ditulis dengan istilah Mulok DAB.
Beberapa materi/konten masuk ke dalam mata pelajaran Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara, disamping ketrampilan/kompetensi yang diajarkan secara bertahap. Harapannya setelah mempelajari Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara, siswa mempunyai kemampuan mempraktikkan beberapa ketrampilan dasar yang berhubungan dengan dunia entrepreneurship. Misalnya entrepreneurship Dawet Ayu Banjarnegara.
Konten kurikulum Mulok DAB
Walaupun nama yang dipakai Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara, namun mata pelajaran tersebut tidak hanya berbicara tentang Dawet Ayu Banjarnegara semata. Banyak hal dipelajari di dalamnya. Nama Dawet Ayu Banjarnegara memang sudah terkenal di seluruh Indonesia. Hampir di seluruh kota besar di Indonesia terdapat penjual Dawet Ayu Banjarnegara.
Namun kali ini saya tidak akan membahas cara membuat Dawet Ayu Banjarnegara, ya. Yang ingin saya ceritakan adalah pengalaman belajar pada mata pelajaran Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara.
Mata pelajaran Muatan Lokal Dawet Ayu Banjarnegara selain membahas hal ihwal yang berhubungan dengan dawet ayu juga berisi sejarah lokal, yakni sejarah kabupaten Banjarnegara, budaya lokal baik berupa tradisi dan kesenian tradisional maupun karya kerajinan seperti kerajinan batik Gumelem serta potensi daerah. Keterangan lebih lanjut dapat dipelajari pada buku Mulok DAB Sekolah Dasar.
Sungguh pun isi dari mata pelajaran muatan lokal beragam, namun semuanya berhubung erat dengan pariwisata. Wilayah kabupaten Banjarnegara memang syarat dengan potensi wisata. Salah satu potensi wisata yang sangat terkenal dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara adalah Dataran Tinggi Dieng yang berada di daerah pegunungan Dieng. Daerah pegunungan Dieng secara administratif menjadi bagian dari beberapa kabupaten namun banyak potensi wisata termasuk dalam wilayah kabupaten Banjarnegara. Sebut saja komplek Candi Arjuna yang indah sering dikaitkan dengan istilah Negeri Atas Awan.
Bangunan candi yang berada di komplek Candi Arjuna merupakan peninggalan sejarah kerajaan Mataram Kuno. Tidak jauh dari komplek Candi Arjuna terdapat kawah Sikidang merupakan fenomena alam yang unik.
Perencanaan
"Pepatah mengatakan melihat sekali lebih baik dari pada mendengar seribu kali". Belajar mengenali peninggalan sejarah dan fenomena alam di daerah akan lebih bermakna dengan mengunjungi langsung tempat tersebut. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa pembelajaran Milik DAB dilaksanakan dengan melakukan kegiatan observasi atau pengamatan objek secara langsung ke dataran tinggi Dieng.
Untuk melakukan kegiatan observasi memerlukan perencanaan serta persiapan-persiapan. Jauh hari sebelum pelaksanaan kegiatan guru membuat perencanaan dan perhitungan-perhitungan, antara lain;
Waktu pelaksanaan
Menghitung biaya
Menggunakan armada jenis apa
Mengunjungi objek apa saja
Acara atau kegiatan apa saja.
Persiapan
Setelah melakukan perencanaan matang selanjutnya melakukan persiapan-persiapan, diantaranya;
Melakukan survei ke lokasi sebelum pelaksanaan,
Menyiapkan armada
Mengumpulkan dana
Menyiapkan perbekalan
Menyiapkan Lembar Kerja Siswa.
Setelah selesai melakukan persiapan. Waktu pelaksanaan sudah tiba. Pagi hari setelah siswa berkumpul di sekolah guru melakukan pembekalan kepada siswa, yaitu;
Siswa harus melakukan apa saja saat berada di tempat tujuan
Kapan saatnya berkumpul untuk makan
Jam berapa siswa menuju armada untuk pulang ke rumah.
Bagaimana saat di perjalanan.
Pelaksanaan
Setelah semuanya siap memulai perjalanan menggunakan armada sesuai kesepakatan. Sesampai di tempat tujuan, siswa berkumpul dan berbaris guna memudahkan mendapat tiket masuk. Sebaik saja berada di dalam lokasi wisata, siswa membentuk kelompok-kelompok kecil dan menerima LKS sebagai panduan dalam bekerja. Siswa melakukan observasi bersama kelompoknya serta mencatatnya pada LKS. Saat waktu makan tiba, semua peserta baik siswa maupun guru berkumpul pada satu tempat untuk makan bersama. Kemudian melanjutkan kegiatan pada objek berikutnya.
Selesai melakukan kegiatan pada waktu yang sudah ditentukan, siswa menuju armada guna persiapan melakukan perjalanan pulang. Minggu berikutnya pada jam pembelajaran untuk mata pelajaran yang sama guru dan siswa membahas LKS dan pengalaman melakukan kegiatan observasi di dataran tinggi Dieng.
Demikian yang dapat saya ceritakan hari ini guna menyambut tantangan menulis setiap hari di bulan Pebruari. Semoga bisa Istiqomah menulis setiap hari hingga 28 Pebruari 2021. Terima kasih kepada teman-teman yang telah membaca dari awal sampai akhir.
Salam,
Banjarnegara, 17 Pebruari 2021 malam.