WFH 9 Pebruari 2021
Oleh : Pono, S.Pd.SD
Hari ini saya WFH (work from home) karena jadwal saya untuk bekerja di sekolah hari Senin, Rabu dan Sabtu. Jadwal memang sering berubah sesuai keadaan terkini terkait Pandemi Covid-19. Tentunya berdasar surat dari dinas pendidikan. Surat dari dinas biasanya menjadi acuan untuk membuat kebijakan di sekolah pada 14 hari kedepan. Pada Minggu yang lalu berdasarkan surat dari dinas pendidikan 25% guru dan karyawan yang hadir dan bekerja di sekolah (WFO) dalam sehari, selebihnya WFH. Adapun mulai hari ini jadwal berubah menyesuaikan surat terbaru, yaitu 50% guru dan karyawan yang hadir di sekolah untuk melakukan WFO .
Sesuai kesepakatan dengan anak-anak setiap hari Selasa saya memberikan pembelajaran secara on line melalui grup Whatsapp. Kegiatan ini sudah berjalan berminggu-minggu sehingga anak-anak tampaknya sudah hapal dengan agenda mingguan yang sudah disepakati bersama. Begitu pula istriku. Ia telah memahami agenda kegiatan saya setiap hari Selasa pagi. Pagi-pagi sambil menggendong Nurul, anak saya yang belum berumur 6 bulan. Saya mulai membuat persiapan, segera saya ambil ponsel untuk menyapa anak-anak. Kebetulan Nurul tengah terlelap di atas kain yang biasa digunakan untuk menggendongnya. Saya pun lebih leluasa mengoperasikan ponselku tanpa khawatir dihalau tangan mungilnya.
Sebelum aktivitas pembelajaran dimulai, saya menyapa anak-anak, mengingatkan mereka untuk bersiap-siap. Kali ini saya tidak membuat chat dalam bentuk tulisan, namun saya mengirimkan chat berbentuk gambar bergerak atau yang lebih banyak dikenal dengan gambar GIF yang saya buat menggunakan aplikasi yang melekat sebaik saja saya memegang ponsel.
Saya segera membuka grup WA tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran on line Selasa lepas. Saya pun memasukinya dengan mengirimkan chat sebagai sapaan pertama. Saya pun mengucapkan salam dan disambut jawaban salam dari anak-anak.
Saya pun menyatakan bahwa pembelajaran akan segera dimulai. Oleh karena itu anak-anak yang sudah hadir saya persilakan menunjukkan kesiapannya dengan menyebut nama dan hadir. Saya pun memulai kegiatan tersebut dengan maksud memberi contoh kapas anak-anak dengan menulis "Pono hadir". Anak-anak pun mengikuti dengan menyebutkan nama disertai kata hadir dengan cepat. Tampaknya beberapa dari mereka telah siap sedia di depan layar ponsel sebelum saya memasukinya.
Mula-mula yang menyatakan kehadiran dan kesiapan belajar adalah Hesti, kemudian disusul Azka, Faiq, Hasna dan lain lain. Sebanyak 15 anak dari 18 anak kelas 6 hadir dan menyatakan kesiapan mengikuti pembelajaran.
Setelah waktu menunjukkan jam 08.15 saya menyapa anak-anak kembali dan mengajak anak-anak berdoa memulai Pembelajaran. Pada pembelajaran kali ini anak-anak saya ajak berlatih mengolah data.
Untuk apersepsi saya menanyakan kepada anak-anak mengenai makna dari kata mengolah dan data. Anak-anak pun menjawab dengan jawaban yang beragam. Keberagaman jawaban anak bagi saya menunjukkan originalitas jawaban mereka, walaupun ada beberapa dari jawaban Mereka. Sebagian besar menjawab menjawab dengan benar, meskipun masih ada beberapa yang menjawab kurang tepat.
Saya pun menjelaskan kepada anak-anak mengenai mengolah data, yaitu mengolah berarti proses atau tindakan yang dilakukan terhadap sesuatu. Biasanya terhadap benda atau barang. Namun dalam. Hal ini tindakan dilakukan terhadap data. Data sendiri merupakan informasi yang didapat atau dikumpulkan untuk tujuan tertentu.
Dalam berbicara dengan anak-anak memang saya usahakan sesederhana mungkin, dengan maksud mereka mudah memahami apa yang saya tuturkan.
Selanjutnya saya menyilakan anak-anak menyebutkan nama masing-masing disertai umur. Tujuan saya adalah untuk mendapatkan contoh data sebagai bahan pembelajaran hari ini. Data yang digunakan data yang berhubungan langsung dengan anak-anak untuk menarik perhatian mereka dalam belajar. Untuk memulai sekaligus memberi contoh saya pun menyebutkan nama serta umur saya. "Pono 42 tahun".
Setelah saya menyebutkan nama dan umur , satu persatu anak-anak pun menyebutkan nama dan umur mereka. Arif menjawab pertama kali diikuti Chelcilia, Dessyifa dan seterusnya hingga hingga kelimabelas anak yang mengikuti pembelajaran hari ini telah menyebutkan nama dan umurnya.
Setelah diketahui kumpulan bilangan umur dari anak-anak, saya persilakan mereka mengidentifikasi bilangan terendah, tertinggi serta bilangan yang paling sering muncul pada data umur anak-anak. Dalam hal ini semua anak menjawab dengan benar. Saya pun merasa bahagia melihat anak-anak sudah bisa menemukan modus dari sebuah data, meskipun saya belum menjelaskan bahwa yang mereka temukan adalah modus.
Setelah berlatih menemukan modus, saya persilakan anak-anak mengurutkan semua bilangan dari terendah sampai tertinggi. Tujuan saya agar anak-anak belajar mengelompokkan data yang mereka kumpulkan serta menghitungnya. Ketika sampai pembahasan seperti ini sebagian anak dapat melakukan dengan baik namun masih ada yang belum. Saya pun memberi penguatan serta reward bagi yang menjawab dengan benar.
Jumlah anak yang berumur 11 tahun sebanyak = 8
Jumlah anak yang berumur 12 tahun sebanyak = 5
Jumlah anak yang berumur 13 tahun sebanyak = 2
Anak-anak saya persilakan menghitung perkalian 11 dengan 8, 12 dengan 5 serta 13 dengan 2.
Hasilnya hampir semua menjawab benar, namun ada yang penulisannya kurang tepat.
11x8=88
12x5=60
13x2=26
Saya persilakan bagi yang merasa kesulitan untuk mengajukan pertanyaan. Karena tidak ada pertanyaan maka saya persilakan anak-anak menghitung penjumlahan dari 88, 60, dan 26. Sebagian menjawab benar. Kepada anak yang menjawab benar, saya memberikan reward dengan tujuan memotivasi semua peserta yang mengikuti pembelajaran.
Anak-anak sudah belajar mengerjakan sesuai arahan namun belum sampai pada tujuan yang sebenarnya yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel. Sambil menunggu anak-anak mengirim jawaban, saya menggambar tabel berdasar data dari anak-anak tersebut. Selesai menggambar saya pun memfotonya dan mengirimkan ke Grup WA. Sebelumnya, sebagai pengantar saya mengatakan ; "Anak-anak, data yang telah kita bahas sejak tadi bisa kita sajikan dalam bentuk tabel. Contohnya seperti di bawah ini."
Tabel yang saya buat memang kurang bagus, karena saya buat menggunakan tangan dan pulpen tanpa penggaris. Namun ternyata lebih bagus dari buatan anak-anak. Hehehe...
Saya persilakan anak anak memperhatikan gambar tabel dan menjelaskan mengenai modus data di atas serta cara menemukan mean (nilai rata-rata) dari data tersebut. Setelah anak-anak menyatakan memahami cara menemukan modus dan mean, saya pun memberikan latihan seperti proses yang sudah mereka lakukan yaitu mengumpulkan data mengenai hobi dari anak-anak. Mereka pun dengan cepat menyebutkan hobinya masing-masing. Belum sampai kepada
Praktik mengolah data tersebut, waktu sudah menunjukkan pukul 10. Pembelajaran saya akhiri, adapun tugas tetap dilaksanakan secara mandiri. Menggambar tabel, menemukan modus serta mean dari data yang mereka kumpulkan. Jawaban dikirimkan secara pribadi ke nomor WA yang sudah saya sediakan beserta laporan sederhana atas kegiatan yang dilakukan.
Pembelajaran ditutup dengan bacaan hamdalah dan pertemuan saya akhiri dengan ucapan salam.
Banjarnegara, sore hari Selasa, 9 Pebruari 2021.