Resume 16
Pelatihan Belajar Menulis (7Desember 2020)
Oleh : Pono
Narasumber: Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd. Gr.
Moderator : Ibu Aam Nurhasanah
Mula-mula narasumber mengucapkan salam dan menyapa peserta. Selanjutnya moderator memperkenalkan narasumber.
Moderator mengajak peserta sebelum memulai perkuliahan. Selanjutnya moderator mempersilakan narasumber memasuki kelas.
Narasumber mengucapkan salam dan menyapa peserta.
Narasumber kali ini akan berbagi pengalaman mengajar di daerah terpencil.
Beliau adalah Khamdan Muhaimin, S.Pd, Gr. Beliau bertugas di SMPN 5 Sambi Rampas Kab. Manggarai Timur, Provinsi NTT. Tetapi asli Banjarnegara, Jawa Tengah.
Narasumber bertugas di daerah 3t (terdepan, terluar dan tertinggal). Beliau bercerita sedikit tentang kondisi di tempat tigas. Di tempat beliau bertugas tidak ada Listrik. Air susah. Mata pencaharian orang tua berkebun yang hasil panennya satu tahun satu kali. Untuk menuju ibu kota kabupaten membutuhkan waktu 4 jam. Tapi semua itu beliau nikmati karena dengan menikmati dan mensyukuri proses kehidupan ini semua terasa ringan. Bertugas di daerah terpencil sejak tahun 2015 sampai sekarang.
Narasumber menceritakan bahwa beliau menulis karena ingin Pendidikan di daerah khusus atau daerah terpencil yang masih serba kekurangan dari berbagai akses dapat diperhatikan oleh pemerintah. Dan beliau berharap dengan menulis tentang perjalanan atau tantangan bertugas di daerah 3t dapat memotivasi para guru-guru yang berjuang di garis depan daerah terpencil. Supaya para pendidik semangat berinovasi dan menginspirasi walaupun di daerah terpencil.
Prestasi terakhir dari narasumber kemarin di nobatkan menjadi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakkan oleh Dirjen GTK Kemdikbud di Hotel Serpong, Tangsel. Beliau berharap semoga berikutnya Bapak/Ibu peserta kelas belajar menulis akan mendapatkan apresiasi. aamiin
Beliau mengatakan bahwa apa yang beliau sampaikan sedikit dari apa yang beliau lakukan. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa beliau meyakini banyak guru-guru hebat yang terus berjuang demi kemajuan Pendidikan di Indonesia khususnya di daerah 3t.
-----------
Hal yang mendasari/motivasi narasumber sehingga mau menjadi guru di daerah 3t adalah karena beliau mempunyai jiwa perantau yang tinggi. Beliau mengikuti program SM3T yang di selenggarakan oleh kemdikbud RI.
Beliau mengaku merasa puas dan lega jika bisa membantu siswa/warga yg betul-betul membutuhkan layanan pendidikan.
Ketika ditanya mengenai bagaimana agar tetap bisa menghasilkan sebuah tulisan yang berkualitas dengan keterbatasan yang ada serta fasilitas yang tidak mendukung. Beliau menjawab; "Selama ada niat dan kemauan yg kuat tidak mudah menyerah pasti ada jalan untuk tetap menulis berkualitas."
Yang membuat narasumber semangat dalam mengabdi adalah karena beliau sudah terbiasa merantau. Dan mengabdi di daerah 3t, merupakan bentuk kecintaan beliau terhadap NKRI. Karena telah disumpah siap ditempatkan diseluruh wilayah NKRI dan pengabdian yang tulus akan di balas oleh Tuhan.
Narasumber juga melakukan berbagai kegiatan di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan didaerah 3t. Salah satu contoh adalah membuat rumah belajar di rumah. Karena anak-anak seusai sekolah, langsung ke kebun. Pulang malam terus tidur. Sehingga tidak ada waktu untuk blajar. Maka beliau mendirikan rumah belajar. Agar anak-anak dapat belajar dengan membaca buku, les matematika, akses internet gratis, latihan laptop dll.
Selain itu beliau menjadi relawan pendidikan di daerah 3t, membagikan buku tulis, buku bacaan, flasdisk pembelajaran, seragam sekolah.
Di masa pandemi ini anak-anak dan masyarakat tidak bisa mencuci tangan. Hal ini dikarenakan sulitnya akses air. Beliau pun membuat 4 bak penampung air dan 2 sumber mata air. Adapun donatur berasal dari teman-teman di Jawa.
Kisah mengenai asal mula mendirikan rumah belajar adalah setelah beliau datang ke tempat tugas, melihat kondisi anak-anak yg tidak pernah belajar. Tidak bisa mengoperasikan laptop. Tidak bisa mengakses internet. Sehingga membuat terenyuh. "Apa kita saja (permisi) orang yang berada diperkotaan yang bisa maju." Maka beliau membuat rumah belajar sebagai rumah kedua untuk anak-anak bermain dan belajar. Karena mereka membutuhkan itu di masanya bukan untuk bekerja. Pelan-pelan membuat proposal pengajuan buku bacaan, buku tulis, alat permainan dll. Alhamdulillah terjawab. Tetapi jika ada kriman buku beliau harus mengambil 6 jam perjalanan pp ke kantor pos.
Saran beliau kepada guru-guru di wilayah 3T adalah jika mereka ingin pindah ke kota, lihatlah wajah anak-anak yang masih membutuhkan. Dan pemerintah daerah juga harus membuat regulasi supaya ada batas minimal mengabdi di daerah 3t.
Di daerah 3T itu banyak sekali tantangan yg harus dihadapi. Tidak hanya di lingkungan sekolah, di lingkungan masyarkat memerlukan kepekaan kita terhadap masalah yg dihadapi masyarkat. Kalau kita bisa membantu maka bantulah. Orang-orang di daerah 3t harus mempunyai, effort yg kuat, solutif dan tidak mudah menyerah.
Mengenai potensi dan kendala di daerah 3T
Potensi yang dapat di gali adalah sumber daya manusianya. Sebenarnya mereka bisa dan ada juga yang mempunyai kemauan tinggi untuk belajar. Tetapi kendala berbagai akses yang menghambat.
Sebagai contoh, beliau pernah berkunjung ke suatu kampung. di situ tidak ada sarjananya. Karena apa, karena mereka sulit untuk mengakses kemudahan-kemudahan dalam pendidikan. Mereka sibuk memikirkan bagimana bisa bertahan hidup. Tugas kitalah memberikan pencerahan tentang pendidikan supaya mereka menjadi manusia yang berkualitas.
Kendala beliau hadapi dengan effort yang kuat, jangan mudah menyerah. Kalau ada 1 cara belum berhasil, masih ada 1000 cara untuk menyelesaikannya.