SIARAN LANGSUNG
Apa Yang Perlu Disiapkan dan Dilakukan
Memasuki kelas baru berarti berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang berbeda. Hal baru tentunya akan ditemui. Meskipun tidak 100% berbeda dengan sebelumnya. Kedalaman materi yang akan diterima di kelas yang lebih tinggi pasti berbeda dengan kelas sebelumnya. Bahkan topik baru, yang sebelumnya tidak didapatkan di kelas lama. Untuk ini murid perlu menyiapkan diri. Bukan saja siap secara fisik, namun juga siap secara mental. Begitu pula dengan adanya perbedaan individu guru yang akan mendampinginya belajar dalam satu tahun ke depan.
Agar murid dapat menyiapkan diri dalam situasi belajar yang berbeda dengan situasi sebelumnya dan mengikuti pembelajaran dengan baik dalam satu tahun ke depan. Guru perlu mengupayakan keadaan tersebut dengan memberikan penjelasan serta mengidentifikasi kesiapan belajar murid. Guru perlu menjelaskan program yang akan dijalankan, apa-apa yang perlu disiapkan, serta kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan pengalaman dan analisis serta alternatif solusi jika kemungkinan kendala benar-benar terjadi.
Untuk dapat menerapkan alternatif solusi dari permasalahan dengan baik dalam pembelajaran ke depan, guru perlu memahami kondisi riil setiap murid. Dengan memahami hal itu dimungkinkan dapat menawarkan solusi terbaik maupun mengimplementasikan dalam pembelajaran yang diampunya. Identifikasi perlu dilakukan.
Perkenalan di Tahun Ajaran Baru
Perkenalan di tahun ajaran baru perlukah dilakukan? Terutama bagi murid - murid di kelas atas.
Di tahun ajaran baru, murid-murid baru saja masuk sekolah setelah sekian hari menikmati liburan semester bersama keluarga. Murid-murid yang tempat tinggalnya berdekatan dalam satu dusun, walaupun libur masih bertemu dan bermain bersama. Namun tidak demikian dengan murid - murid yang tinggal di dusun yang berbeda. Mereka mungkin tidak ketemu.
Selama liburan semester murid mendapat pengalaman yang beragam. Diantaranya ada yang mengesankan dan menyenangkan. Mungkin ada hobi baru yang didapat setelah menjalani liburan semester. Atau mungkin kondisi yang dialami sekarang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Teman-teman dari dusun yang berbeda tidak tahu perubahan situasi yang dialami seseorang.
Memperkenalkan diri secara lisan dapat melatih kemampuan berbicara seseorang. Disamping melatih kemampuan literasi seseorang. Sebelum menyampaikan secara lisan kepada teman-teman secara bergilir, seseorang bisa saja mencatat poin-poin penting yang akan disampaikan sebagai panduan dalam berbicara. Untuk memulainya beberapa QW dapat dijadikan sebagai pedoman, misal APA, SIAPA, dan DIMANA.
Setelah memperkenalkan diri upaya meningkatkan kemampuan murid dalam berliterasi dapat ditingkatkan dengan bercerita. Yaitu bercerita pengalaman. Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang berkesan, mudah diingat. Tinggal menyesuaikan dengan QW sebagai acuan. Dalam konteks bercerita pengalaman hendaknya QW dapat digunakan secara lebih maksimal, sehingga perasaan dapat tergambar dengan lebih jelas. Sebagai contoh penggunaan kata MENGAPA/KENAPA akan menggambarkan alasan seseorang memilih atau membuat keputusan. Dari alasan yang disampaikan, pendengar mendapatkan informasi gambaran situasi hati orang yang berbicara.
Kata BAGAIMANA pula dapat digunakan sebagai pemantik untuk menyampaikan proses/kejadian/peristiwa secara rinci. Baik peristiwa terjadi dengan situasi menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Karena dalam tahap permulaan dalam latihan maka perlu dimulai dengan memperhatikan kompleksitas. Maksudnya diawal latihan cukup dengan sederhana, sedangkan kemapuan perlu ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam semua upaya yang dilakukan hendaknya ada tujuan/target yang jelas agar mudah dalam mengevaluasi.
Latihan Kepemimpinan di Tahun Ajaran Baru
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menumbuhkan kepemimpinan di tahun ajaran baru bagi murid adalah menyusun/membentuk pengurus kelas. Setelah murid dinyatakan naik kelas dengan diterimanya buku laporan hasil pendidikan, ia dianggap mampu menjalani proses pembelajaran pada kelas lebih tinggi dari kelasnya dahulu. Disamping usianya kini bertambah satu tahun, kemampuannya pun bertambah tinggi. Terlebih lagi bagi murid kelas 5 sebelumnya yang kini menjadi kelas 6 baru. Ada pesan moral yang ia emban sebagai murid kelas 6. Sebagai anggota kelas tertinggi di sekolah hendaknya bisa menjadi teladan bagi murid-murid kelas lain. Sebagai anak yang lebih besar tentunya harus berusaha menjadi contoh.
Kepemimpinan seseorang tercermin dalam keteladanan dalam sikap, perkataan dan perbuatannya. Apakah ia berwawasan luas atau cenderung sempit dala berpikir. Begitu pula sejauh mana rasa empati yang ia miliki terhadap rekan maupun orang lain yang sedang dalam situasi kurang menyenangkan. Ini tentunya dibarengi dengan kemampuan mengendalikan diri dalam menerima kenyataan yang kurang sesuai dengan keinginannya.
Musyawarah merupakan aktifitas yang dapat dilakukan guna menumbuhkan unsur-unsur kepemimpinan pada diri murid. Di tahun ajaran baru sebelum pembelajaran yang menantang dilaksanakan, perlu disiapkan segala sesuatu yang memungkinkan kelancaran kegiatan. Salah satunya perangkat kelas atau pengurus kelas. Musyawarah melatih murid berpendapat, membuat keputusan bertanggung jawab serta menerima hasil diskusi. Bukan hanya menerima keputusan secara moral, namun bertanggung jawab melaksanakan rencana yang telah disepakati bersama.
Peran pengurus kelas yang lama dalam hal ini sangat diperlukan agar pengurus kelas yang baru dapat terbentuk. Ketua kelas yang lama memimpin musyawarah dengan dibantu pengurus kelas lama. Secara garis besar aktifitas yang dilakukan adalah menawarkan kesempatan kepada anggota untuk mencalonkan diri. Setelah ada beberapa yang menjadi calon pengurus, memusyawarahkanya. Jika sudah ada kesepakatan dalam musyawarah maka pemimpin memutuskan dan menetapkan calon terpilih sebagai sebagai pengurus kelas.
Setelah pengurus kelas yang baru terbentuk, dilanjutkan aktivitas musyawarah kedua untuk membentuk regu kerja dan menyusun jadwal piket kelas. Kali ini musyawarah dipimpin oleh ketua kelas yang baru dibantu pengurus kelas. Jadi, tim yang baru langsung beraksi. Musyawarah sepenuhnya dilakukan oleh murid dengan dipimpin ketua kelas. Dalam hal ini guru hanya memantau dan mengawasi jalannya musyawarah serta mengevaluasi hasil keputusan yang diambil.
Aktifitas di Tahun Ajaran Baru
Refleksi
Teknik Mengupas Bawang
Tidak Ada Makan Siang Gratis
Sering kali kita dengar dalam motivasi bisnis di berbagai media istilah 'tidak ada makan siang gratis'. Saya pun berusaha memahami makna dari istilah tersebut. Jika ada motivasi serupa mencoba untuk mendengarkan, sembari berusaha memikirkan kata demi kata yang disampaikan sesuai kemampuan dalam mencerna informasi. Menarik bagi saya. Meskipun bukan pebisnis. Setidaknya kalimat-kalimat yang disampaikan membawa kesan positif. Baik bisnis maupun politik. Bagi saya, pengalaman yang disampaikan para praktisi bisnis dalam seminar-seminar maupun media elektronik merupakan informasi bermanfaat, yang patut didengarkan. Kalau bisa diamalkan dalam kehidupan. Karena ia membawa nuansa positif, sehingga menjadikan kita berpikir positif.
Ketrampilan memotivasi memang sangat diperlukan dalam bidang apapun. Baik memotivasi diri maupun memotivasi orang lain. Tentunya dalam lingkungan yang kita memiliki kewenangan untuk itu dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Motivasi penting, namun harus pada tempat dan situasi yang sesuai.
Kita semua maklum bahwa hari tidak ada lagi anak yang bodoh, yang ada hanyalah seorang murid yang belum berhasil dalam belajarnya. Berbagai alasan dikemukakan disini sebagai penyebab belum berhasilnya proses belajar yang dialami murid. Namun saya tidak akan membahas lebih jauh akan hal ini. Kali ini saya akan menceritakan apa yang tertulis pada bagian judul postingan.
Kecerdasan anak-anak hari ini dianggap lebih tinggi dibanding anak-anak generasi sebelumnya. Menurut saya ini masuk akal mengingat makanan yang dikonsumsi anak-anak hari ini memiliki kadar gizi yang lebih baik dan lebih seimbang. Meskipun pada kondisi-kondisi tertentu mungkin kurang tepat. Dengan kondisi anak yang sejak lahir sudah cerdas dalam tanda kutip, maka yang sangat penting yang dibutuhkan adalah motivasi dan bimbingan agar ia pada alur yang benar menuju arah yang benar dalam menggapai masa depan.
Begitu pula dengan wawasan politik. Mendengar informasi politik baik berupa pengalaman praktisi maupun teori politik yang digunakan para praktisi. Bisa dijadikan bahan belajar. Bukan berarti kita terjun ke dalam 'politik praktis', namun informasi untuk memperkaya khazanah pengetahuan. Karena ia merupakan bagian dari peradaban umat manusia. Jadi politik adalah strategi. Pengetahuan strategi tentunya bermanfaat bagi yang menggunakannya. Namun bagi yang tidak sudah cukup menambah wawasan. Strategi diperlukan dalam hidup manusia. Baik sebagai pedagang, politisi, maupun dalam bidang kehidupan lainnya termasuk dalam pembelajaran. Saya juga tidak akan membahas ini lebih lanjut. Saya yakin teman-teman pembaca lebih memahami akan hal ini.
Seperti yang saya sampaikan di judul postingan, saya mengalami perubahan pemahaman terhadap istilah 'tidak ada makan siang gratis'. Semula saya memahami bahwa kita akan mendapatkan sesuatu atau kita berhak mengharapkan sesuatu setelah melakukan usaha untuk itu. Jika menginginkan uang maka kita harus bekerja. Jika ingin pintar maka harus belajar. Jika menginginkan sesuatu yang menjadi 'akibat' maka harus terlebih dahulu melakukan sesuatu yang menjadi 'sebab'. Namun belakangan saya memahami bahwa apapun yang kita makan sekarang atau kita peroleh sekarang adalah buah dari usaha masa lalu. Tentunya ini hanya berlaku sebagai motivasi untuk berbuat positif. Bukan sebagai hukum yang harus terjadi. Maksudnya apa dalam kaitannya dengan motivasi. Apapun yang kita lakukan hari ini akan mendapat hasil pada masa yang akan datang. Baik dalam jangka waktu dekat maupun lama. Baik dalam bentuk seperti yang kita bayangkan/gambarkan hari ini maupun dalam bentuk yang berbeda dengan yang kita bayangkan. Hal positif yang kita lakukan pasti akan mendapat balasan yang juga baik. Bagi orang yang beragama, kalau tidak di dunia maka akan mendapat balasan kebaikan di alam setelah dunia.
Satu hal yang menurut saya perlu dipegang adalah sekecil apapun kebaikan, akan bermanfaat bagi pelakunya, meskipun ia mendapatkan setelah lupa dengan apa yang ia pernah lakukan.
Salam.
Menunda Aktivitas Menunda
Mengoneksikan Antar Materi
Materi dalam modul-modul yang dipelajari saling terkait satu sama lain. Peserta pelatihan belajar menghubungkan materi dari satu modul dengan modul lainnya. Caranya adalah mempelajari isi modul-modul yang digunakan pada pelatihan, kemudian mencari titik temu keterkaitan modul-modul yang ada dan membuat simpulan.
Dalam kehidupan sosial mencari titik temu dari beberapa pihak yang berbeda sangat penting dilakukan. Dari situlah kita bisa menemukan titik tolak membangun kebersamaan. Meskipun tampak sama semua ciptaan berbeda satu sama lain. Perbedaan inilah sejatinya yang memperkaya semesta. Namun perbedaan-perbedaan yang ada jika dibesar-besarkan bisa mengakibatkan perpecahan. Dalam perbedaan ada kesamaan. Kesamaan-kesamaan yang ada jika ditemukan dan dirawat dengan baik dapat menciptakan persatuan dan kebersamaan. Adapun persatuan dan kebersamaan merupakan kekuatan yang dapat dirawat dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.
Ada pesan penting yang harus diterima atau kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh peserta pelatihan. Pesan-pesan ini tersirat pada konsep-konsep yang dipelajari melalui telaah modul serta mengimplementasikannya sesuai petunjuk modul. Dengan mengimplementasikan, peserta memiliki pengalaman berharga. Pahit dan manisnya pengalaman dalam mengimplementasikan konsep-konsep yang dipelajari menggeneralisasikan pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut. Melalui diskusi dengan pembimbing pemahaman peserta menjadi terarah untuk mencapai pemahaman yang sebenarnya dikehendaki dalam pelatihan.
Kemampuan mengoneksikan materi-materi dalam modul yang dipelajari menghasilkan kesimpulan digabungkan dengan pemahaman yang dihasilkan dari pengalaman mengimplementasikan konsep-konsep dapat membangun kekuatan dalam mengejawantahkan dan memahami pesan-pesan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui pelatihan. Jadi mengoneksikan antar materi bisa diibaratkan mengumpulkan sesuatu yang berharga dan tersebar pada modul-modul kemudian mengikatnya dengan kuat sehingga menjadi kokoh dan bermanfaat bagi kehidupan khususnya dalam dunia yang ditekuni.
Pentingnya Menjaga Kondisi Tubuh
Melakukan Apapun harus Fokus
Pagi hari sebelum berangkat kerja melihat hape. Memeriksa apakah ada pesan penting yang harus aku baca sebelum pergi kerja. Dalam penelusuran terlihat olehku tawaran mengikuti pelatihan daring yang diselenggarakan badan diklat swasta. Sebenarnya saya tertarik ingin mengikuti, karena topik yang akan dipelajari pada pelatihan tersebut saya sukai, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam berliterasi. Kalau dulu, tanpa berpikir panjang, saya akan langsung mendaftarkan diri mengikuti pelatihan tersebut asalkan masih ada uang membayarnya. Karena pelatihan dilaksanakan secara daring, masih bisa belajar sambil melakukan aktifitas yang lain. Meskipun tidak dapat menyerap semua materi yang diajarkan, dengan menguasai beberapa persen saja sudah memadai, mengingat biaya yang dikeluarkan tidak mahal-mahal amat.
Dulu saya bahkan pernah mengikuti dua pelatihan dalam satu waktu oleh badan diklat yang berbeda. Masih sama alasannya, meski tidak mendapatkan semuanya, setidaknya masih bisa mendapatkan sebagian. Bagi saya menjaga semangat untuk tetap belajar itu penting. Sedangkan momen-momen tertentu mungkin tidak bisa diulang di waktu lain. Tapi kali ini tidak. Keputusan yang saya ambil berbeda dengan masa lalu. Saya masih ingat dengan segar di kepala ketika waktu itu mengikuti sesi Vidio Converence ambil menimang bayi usia satu tahun. Bagiku hal-hal seperti ini sebagai bagian dari perjuangan untuk masa depan. Saya yakin bukan hanya saya, banyak orang diluar sana yang melakukannya. Ketika ini ditulis maksudnya adalah untuk mengingat kenangan manis di masa lalu. Agar siapapun yang membaca akan masa indah yang pernah dialaminya serta menjaga semangat yang baik itu hingga sekarang dan masa yang akan datang. Mungkin dalam wujud yang berbeda namun dengan semangat yang sama. Namun bukan ini alasan menolak tawaran itu.
Secara pribadi saya bersyukur dengan adanya orang yang sudi menginformasikan, mengajak kepada aktivitas yang baik. Ini bagiku merupakan anugerah karena masih ada kesempatan untuk belajar lebih baik lagi. Meskipun kali ini belum bisa mengikutinya. Saya bahkan enggan keluar dari grup WA yang dibuat dalam rangka mengikuti pelatihan. Entah kapan pasti akan ada yang memosting pesan bermanfaat atau informasi faktual seputar pendidikan. Semoga saja di masa mendatang dapat bergabung lagi dalam kebersamaan yang positif dengan orang-orang yang memiliki frekuensi yang tentang pentingnya belajar dan berusaha serta pentingnya menjaga motivasi belajar pada diri sendiri.
Sebenarnya ada satu hal yang perlu disampaikan disini. Bahwa dalam proses merenungi terhadap aktivitas yang sudah dilakukan di masa lalu, baik tadi, kemarin, ataupun kemarin dulu. Atau dengan kata lain berdasarkan analisis pribadi didapat informasi/kenyataan bahwa dua pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam satu waktu dalam kondisi tertentu akan menjadi 'kurang efektif', alias hasilnya tidak maksimal. Untuk itu seseorang perlu memahami keadaan terkini dan menyelaraskan antara keinginan/harapan/cita-cita dengan situasi dan kondisi sekarang. Ada satu kata yang patut menjadi pertimbangan yaitu 'fokus'. Dalam menjalankan sesuatu aktivitas seseorang perlu melakukan dengan fokus agar mendapatkan hasil yang baik atau sesuai harapan. Betapa penting menjaga fokus terhadap apa yang sedang dihadapi. Ketika sedang melakukan satu aktifitas belajar perlu fokus. Begitu pula ketika sedang menjalani satu bentuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diri perlu menjaga fokus. Agar dapat melaksanakan semua tahap dengan baik. Namun ini adalah suatu usaha. Manusia hanya bisa berusaha. Tuhan yang menentukan.
Pengalaman
Pengalaman seseorang adalah guru terbaik bagi dirinya. Pengalaman pribadi membuktikan kebenaran suatu konsep maupun teori atau sebaliknya, sehingga membentuk keyakinan dalam diri yang mempengaruhi sikap dan perbuatan. Pengalaman orang lain menambah wawasan serta memperkaya pengetahuan seseorang yang dengannya ia menjadi lebih bijak dalam mengarungi kehidupan. Ia bagaikan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya. Tidak terbeli dengan rupiah.
Semua orang memiliki pengalaman yang berbeda. Meskipun sepintas terlihat mirip, namun pada hakikatnya berbeda satu sama lain. Ia juga sebagai momentum untuk berubah atau bergerak. Jika geraknya ke arah yang lebih baik tentunya sebagai anugerah dari Tuhan, karena semua yang terjadi atas kehendak Tuhan. Sebaliknya pengalaman yang menjadi sebab seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya adalah kerugian.
Terkadang pengalaman pahit menjadi pemicu seseorang untuk bangkit dan maju. Ia menyiapkan masa depan dengan matang agar pengalaman pahit tidak terulang lagi. Setengahnya lagi memiliki pengalaman manis yang membawanya menjadi insan yang pandai bersyukur. Ia menganggap kesenangan dan kebahagiaan yang ia nikmati merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Pemurah, yang harus disyukuri. Kemudian sikap syukurnya menjadikan nikmat yang ia terima semakin bertambah.
Sikap tidak mensyukuri nikmat harus dihindari. Selain tidak bisa merasakan kebahagiaan, juga berpotensi terjerumus pada keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Perilaku seperti perlu diwaspadai, karena hidup tidak hanya hari ini. Baik pengalaman manis atau pahit bisa menjadikan seseorang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Saya berdoa, semoga saya dan pembaca terhindar dari hal sedemikian.
Manusia sebagai makhluk sosial terus berinteraksi dengan manusia lain. Bentuk interaksi diwujudkan dalam berbagai macam. Ada yang berinteraksi dengan orang lain secara langsung, ada juga yang melalui perantara. Sebagian orang mungkin menganggap dirinya tidak berinteraksi dengan orang lain, karena ia lebih banyak menyendiri dan tidak berkata-kata dihadapan orang lain. Namun perlu diingat bahwa dalam kesendiriannya ia membaca buku atau artikel yang ditulis orang lain sebagai bentuk interaksi secara tidak langsung. Begitu pula dengan penggunaan gawai maupun berbagai perangkat elektronik yang mentransfer pesan baik dalam bentuk tulisan maupun audio. Pendek kata merupakan interaksi dengan orang lain dalam bentuk yang berbeda.
Dalam berinteraksi seseorang saling berbagi pengalaman hidupnya. Ada yang menyenangkan dan ada yang tidak. Pengalaman orang lain yang kita terima merupakan pelajaran berharga bagi yang mau belajar. Tetapi bagi yang tidak mau belajar sebaik apapun pengalaman seseorang tidak berarti apa-apa baginya. Bisa belajar dari pengalaman orang lain tentunya perlu disyukuri. Artinya kita mendapat petunjuk sebelum melangkah. Dalam interaksi di berbagai diskusi banyak sekali pengalaman yang didapat dari teman-teman.
https://wayaway.tp.st/DuVx3Ktg 👈 klik untuk mendapatkan harga promo
Apakah Mengajar di Tempat Jauh Efektif (bagian 2)
Elaborasi Pemahaman Yang Ditunggu
Apakah Mengajar di Tempat Jauh Efektif
Setelah membaca judul postingan mungkin Anda akan bertanya, "Apakah maksud yang sebenarnya ingin disampaikan penulis?" Atau bahkan menganggap, "Mungkin penulis sedang merasa kurang nyaman?" "Apakah penulis sedang berusaha mencuri perhatian agar tulisan dibaca banyak orang, dan mendapat posisi yang baik di bilah penelusuran Google?" "Atau penulis sekedar iseng mengisi waktu di malam hari yang dingin sambil menunggu rasa kantuk." Apapun itu tentunya sah-sah saja, dan wajar. Namun tentunya kita harus selalu berpikir positif dengan segala sesuatu yang ada di depan kita. Karena dengan berpikir positif kita akan menjalani hari dengan perasaan nyaman dan tenang. Tetaplah berbuat baik dengan berusaha menyenangkan orang yang Anda cintai dan sayangi. Jika berkenan, rasanya tidak berlebihan jika Anda sudi membaca paragraf berikutnya. Siapapun ia tentunya akan merasa senang jika tulisannya di media ada yang memberikan respon baik "suka"/👍👌 maupun "tidak suka"👎😜.
Ceritanya bermula dari Wan Kadir, guru SD yang mengajar di sekolah dasar Kayangan. Ia tinggal di desa kecil di daerah Senda. Ia tidak pernah pindah dari desa itu kecuali sesekali merantau untuk mencari pengalaman. Ada yang berbeda darinya. Sejak kecil ia sudah belajar merenungi aktivitas sehari-hari. Sehingga terkadang tetangganya menganggap ia sebagai orang yang agak aneh. Tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya. Ia memang terlahir dari keluarga pas-pasan. Tidak bijak jika dikatakan sebagai keluarga yang kekurangan karena dalam situasi sangat sederhana sekalipun ia masih tumbuh sebagai anak normal, meskipun agak jauh dari kemewahan. Baik dalam urusan makan, pakaian maupun dalam bermain dan memperoleh kesenangan sebagai anak-anak.
Seperti biasa dalam hari-harinya ia gunakan sedikit waktu untuk 'merenung'. Ia sudah terbiasa berpikir tentang apa yang sudah ia lakukan di hari itu? Apakah yang dilakukan sesuai dengan hati nuraninya, atau ia telah melakukan sesuatu yang tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Baginya ini penting menurutnya yang dilakukan hari ini sekecil apapun akan berdampak di hari esok. Bisa positif dan bisa negatif.
Tak terasa, ia sudah cukup lama menjalani profesi sebagai guru. Profesi itu ia lakukan dengan mengalir saja mengikuti arus. Bagaikan air sungai di muara. Meskipun pelan, semakin lama semakin jauh. Ia pun merenung. Dalam renungannya ia merasa, bahwa sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar masih belum cukup memberikan dampak pada murid-muridnya. Ia pun berpikir, bagaimana agar usaha yang ia lakukan sehari-hari bisa berdampak bagi orang lain. Itulah sebabnya setelah mendapat informasi adanya pengumuman pendaftaran mengikuti pelatihan calon guru penggerak, tanpa banyak pertimbangan ia menyambut tawaran itu dengan suka cita. Ia pun berusaha mendaftarkan diri mengikuti pelatihan itu. Usaha pertama yang dilakukan belum berhasil. Setelah tahu bahwa ia dinyatakan tidak diterima, tidak berkecil hati. Ia pun berusaha mendaftar pada angkatan berikutnya. Kali ini usahanya berhasil, setelah menggunakan jurus yang sedikit berbeda dengan yang ia lakukan pada angkatan sebelumnya. Akhirnya ia pun resmi menjadi peserta pada pelatihan yang diperuntukkan bagi guru. Ia sangat gembira karena yang ia harapkan selama ini menjadi kenyataan setelah mendapati namanya tercantum dalam daftar calon peserta pelatihan di angkatan empat belas. Rasa syukur menyelimuti ruang hatinya. Ibarat kata 'pucuk dicinta ulam pun tiba'. Meskipun sebenarnya istilah itu kurang tepat untuk situasinya.
Wan Kadir memang guru yang suka dengan tantangan. Ia sadar, untuk mengikuti serangkaian proses belajar di program pelatihan calon guru penggerak angkatan empat belas memerlukan tenaga dan pikiran 'ekstra'. Sejak empat belas tahun yang lalu ia mengajar di distrik Panda yang cukup jauh dari rumahnya. Setiap hari menempuh jarak empat puluh kilometer dari rumahnya ke tempat ia mengajar. Hal itu ia lakukan dengan senang hati, karena ia teringat peribahasa "sekali dayung dikayuh dua tiga pulau terlampaui". Distrik Panda memang jauh dari rumahnya, namun baginya perjalanan menuju distrik cukup menyenangkan. Selain pemandangannya indah, banyak pengalaman yang ia dapatkan baik dalam perjalanan maupun di tempat ia bekerja. Ia menganggap, ada unsur wisata dalam setiap perjalannya menuju dan kembali dari tempat kerja. Tidak perlu lagi menganggarkan biaya wisata, karena kebutuhan itu sudah ia dapatkan setiap hari.
Distrik Panda memang sangat menarik, bagi pecinta wisata alam. Terutama bagi mereka yang suka dengan aktivitas penjelajahan. Dulu sewaktu ia baru ditempatkan sebagai guru banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Terutama terkait Medan perjalanan yang cukup 'super'. Kini keadaan sudah berubah. Sudah tidak banyak tantangan perjalanan. Malah kondisi saat ini seakan memanjakan mata bagi penjelajah dengan adanya pemandangan indah serta udara yang segar kaya oksigen. ...... (bersambung)
https://wayaway.tp.st/DuVx3Ktg
Waktu untuk Belajar adalah Malam hari
"Selamat pagi Bu Guru", "Selamat pagi Pak Guru". Begitu sapaan murid - murid kepada Bapak dan Ibu Guru di sekolah setiap hari. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, atau SMA. Mereka datang untuk belajar. Menimba ilmu untuk masa depan yang ia cita-citakan. Mereka menghendaki agar kelak menjadi orang berguna. Bukan saja bagi dirinya dan keluarganya, namun lebih jauh ingin menjadi orang yang dibanggakan dan bermanfaat bagi kalangan yang lebih luas. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Syukur-syukur menjadi tokoh politik yang disegani dan dihormati sekaligus dibutuhkan peranannya bagi bangsa dan negara. Politik yang saya maksud adalah politik dalam arti luas. Setidaknya menaruh harap agar kelak dapat menjalankan sebuah profesi yang berguna bagi masyarakat luas. Tak heran ketika ditanya, "apa cita-cita kamu?". Ia pun akan menjawab, "Saya ingin menjadi dokter", "Saya ingin menjadi polisi", "Saya ingin menjadi insinyur" dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa mereka ingin berguna di masa depannya. Bukan sekedar ingin mendapat apa yang ia butuhkan untuk menunjang aktivitas kesehariannya sebagai makhluk Tuhan.
Apapun yang dicita-citakan tidak akan terwujud tanpa belajar. Belajar untuk memenuhi kebutuhannya, belajar untuk menggapai cita-citanya, belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Pendek kata , belajar yang seluas-luasnya. Sekolah hanya salah satu bagian dari tempat yang digunakan untuk belajar. Masih banyak tempat lain yang bisa digunakan untuk belajar atau dijadikan sebagai objek belajar. Namun bukan berarti mengecilkan peran sekolah bagi perkembangan seseorang. Yang saya maksud adalah pentingnya membangkitkan motivasi belajar agar seseorang senantiasa memiliki maksud belajar dimana pun, kapan pun, dan dengan siapapun. Karena sesungguhnya kewajiban belajar adalah sejak dari ayunan hingga ke liang lahat. Saya tidak akan menjelaskan maksud dari waktu belajar yang disebutkan tadi, cukup sekedar mengingatkan saja. Minimal mengingatkan pada diri sendiri dengan menuliskan kembali. Saya yakin pembaca memiliki pemahaman yang lebih sempurna akan hal ini.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal berperan penting dalam membangun karakter murid. Karakter yang religius, nasionalis, mandiri, memiliki semangat gotong-royong, serta memiliki integritas. Serta karakter-karakter yang lain. Yang demikian sebagai pengamalan Pancasila dalam diri seseorang. Sekolah juga merupakan tempat untuk mempelajari berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Sekolah juga sebagai tempat untuk belajar dari pengalaman. Baik pengalaman pribadi secara langsung maupun pengalaman dari orang lain yang dapat dijadikan referensi dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal dan keadaan.
Selain sekolah ada satu lagi institusi pendidikan yang tidak kalah pentingnya, yaitu rumah. Rumah merupakan institusi pendidikan pertama seorang anak. Bedanya kalau sekolah adalah institusi pendidikan formal sedangkan rumah. Sekolah dibuka sebagai tempat belajar formal pada pagi dan siang hari. Sedangkan rumah dibuka 24 jam dalam melayani kebutuhan pendidikan bagi anak.
Setelah berbicara mengenai tempat belajar sekarang saatnya berbicara tentang waktu untuk belajar. Setiap orang mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya di sekolah disediakan berbagi alat yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam proses ada suasana. Suasana belajar yang nyaman bagi seseorang mungkin ada sedikit perbedaan, namun secara umum suasana yang tenang. Terutama ketika mempelajari pengetahuan. Baik dengan membaca maupun mendengarkan audio. Diantara waktu yang baik dalam mendapat kenyamanan melalui ketenangan adalah malam hari. Belajar dalam suasana yang nyaman akan berpengaruh kualitas belajarnya.
Belajar Dengan Siapapun
Wawasan seseorang memengaruhi bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi yang ada di hadapannya. Baik wawasan tentang diri maupun lingkungannya. Pendidikan menuntun manusia untuk memiliki wawasan yang luas tentang alam baik yang tampak maupun tidak tampak. Semestinya wawasan seseorang bertambah dari waktu ke waktu agar ia semakin bijak. Bijak dalam berinteraksi dengan sesama manusia serta lingkungan tempat ia berada.
Guru dalam tugasnya senantiasa berusaha agar murid membuka diri dan pikirannya untuk berbagai informasi yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Baik lingkungan manusia maupun bukan manusia. Namun juga selektif terhadap informasi yang ia terima. Murid adalah hari ini adalah pemimpin di masa depan. Murid yang membuka diri terhadap informasi dari luar tentunya akan lebih kaya pengetahuan serta mudah dalam meningkatkan kemampuannya. Sebaliknya murid yang menutup diri dan merasa cukup dengan pengetahuan yang sudah dimiliki akan sulit berkembang.
Guru merupakan teladan bagi murid. Sebagai teladan guru terbuka dan berusaha memperluas wawasan yang ia miliki. Sebagai teladan apa yang dilakukan guru dan sikap batin akan berpengaruh terhadap murid. Sebagian orang mungkin menyangkal atas pernyataan ini karena beranggapan bahwa perubahan yang dialami murid hanya bergantung pada apa yang ia lihat dan ia dengar. Itu hal yang wajar. Namun dapat dipahami bahwa suasana batin seseorang akan tercermin pada raut wajah, nada suara , serta gerak tubuh dalam berperilaku. Itu semua bagi orang yang baru kenal sekali mungkin tidak terlalu berdampak. Akan tetapi pada hubungan guru dan murid yang intensitas pertemuannya sangat sering tentunya akan saling memengaruhi antara guru dan murid. Tak heran guru berusaha untuk selalu tampil menarik di depan murid. Wajah ceria biasanya menggambarkan suasana hati yang gembira.
Sikap mau belajar dan menerima tidak terbatas pada orang yang dihormati dan diagungkan saja, namun belajar apa saja dengan siapa saja. Bagi pendidik segala informasi yang berkaitan dengan pendidikan menjadi sangat menarik meskipun bukan berasal dari praktisi pendidikan. Terlebih lagi terhadap informasi tentang pengalaman tema guru mengelola pembelajaran, baik dalam ruangan maupun di luar ruangan, baik luring maupun daring.
Aktivitas berbagi pengalaman praktik baik sesama guru dalam pendidikan calon guru penggerak dilakukan secara luring maupun daring. Berbagi pengalaman dan pemikiran/dilakukan secara daring dilakuan pada loka karya. Sedangkan pada aktivitas berbagi secara daring dilakukan melalui diskusi asinkron dengan menulis dan menanggapi postingan di blog maupun melalui diskusi sinkron pada ruang kolaborasi dan elaborasi konsep.
Diskusi Virtual di Ruang Kolaborasi
Due date
Due date terkadang menjadi momok yang amat menakutkan. Bukan karena konsekuensinya, namun karena ingin memaksimalkan pelaksanaan tugas. Harapan tidak akan menyesal suatu hari nanti. Ia bahkan tertanam dalam pikiran dan dibawa ke mana saja kaki melangkah. Apakah yang seperti ini berdampak pada kinerja seseorang? Jawaban yang sesungguhnya tentu ada dibenak masing-masing individu. Semua orang mungkin saja memiliki jawaban yang beragam. Karena kondisinya berbeda antar orang satu dengan orang yang lain.
Coba bayangkan, demi menyelesaikan tugas sebelum due date, seseorang rela tidak tidur semalaman. Boleh jadi seseorang akan mengalami masalah kesehatan akibat hal itu. Namun tentunya semua orang memiliki alasan yang bisa dipertanggungjawabkan atas keputusannya. Mungkin seseorang sudah mengantisipasi akan munculnya hal-hal yang kurang menyenangkan, dengan menyiapkan langkah strategis untuk mengatasinya. Tentunya kembali lagi kepada diri pribadi.
Satu hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang mungkin memilih kesibukan tinggi atau memiliki tugas yang padat, semestinya memperhatikan dan memahami kondisi tubuh. Siapa yang lebih memahami kondisi, jika bukan diri sendiri. Manajemen waktu atau manajemen diri menjadi amat penting. Jika tidak maka resiko siap menghadang.
Setengah orang menganggap bahwa momentum sangat berharga dan akan diperjuangkannya sekuat tenaga. Due date merupakan bagian dari momentum. Untuk itu ia mengatur waktu tidur, waktu makan, porsi makan, kadar gizi, maupun tempat tidur dan suasana lingkungan ketika ia tidur. Tidur berkualitas tentunya akan memperkuat pertahanan tubuh. Sebaliknya kurang tidur dapat berpengaruh pada situasi terpapar resiko gangguan kesehatan. Tidaklah harus tidur dalam waktu yang lama untuk mendapatkan kenyamanan. Namun kualitas tidur yang lebih diharapkan. Begitu pula dengan makanan. Kita semua paham bahwa energi yang kita butuhkan setiap hari pada umumnya berasal dari makanan yang kita makan. Baik buruknya kualitas makanan berpengaruh pada kesehatan dan daya tahan tubuh.