Budaya positif di sekolah merupakan salah satu materi penting pada program pendidikan calon guru penggerak. Materi ini tertuang dalam modul ajar 1.4. Calon guru penggerak hendaknya senantiasa berusaha membangun budaya positif di sekolah tempat ia mengajar. Membangun budaya positif dengan membangkitkan motivasi intrinsik. Mengapa motivasi intrinsik? Karena motivasi intrinsik bertahan lama. Tidak terpengaruh oleh hukuman maupun hadiah.
Motivasi intrinsik merupakan modal untuk menumbuhkan disiplin yang sesungguhnya. Agar disiplin positif dapat terbentuk tentunya ada cara yang harus dilakukan. Cara yang bisa dipilih untuk ini salah satunya adalah dengan berpedoman pada teori kontrol serta menerapkan langkah-langkah restitusi dalam berhubungan dan berinteraksi dengan murid. Untuk keberhasilan ini semua tentunya tidak bisa lepas dari faktor keteladanan dari seorang guru. Keteladan guru baik perkataan, perilaku, maupun pemikiran dan cara pandang terhadap sesuatu persoalan berpengaruh kuat pada murid yang ia ajar.
Tergerak, Tergerak, dan Menggerakkan. Calon guru penggerak disamping berusaha mengamalkan apa-apa yang dipelajari sama proses pendidikan, diharapkan bisa memberi dampak yang baik kepada teman - teman guru yang ada di sekitarnya. Tak heran jika setelah melakukan aksi nyata menerapkan konsep budaya positif disekolah, mendapat tugas melakukan pengimbasan kepada teman-teman guru di sekolah maupun di lingkungannya.
Pengimbasan penerapan budaya positif bisa dilakukan disekolah tempat ia mengajar, kepada rekan-rekan guru di KKG (Kelompok Kerja Guru), maupun di lingkungan komunitas pendidik lainnya. Namun ada syarat terpenuhinya peserta terimbas pada jumlah tertentu serta durasi tertentu pula.
Pengimbasan di sekolah relatif lebih mudah dalam hal kordinasi dengan rekan sejawat. Jaraknya pendek karena hanya satu sekolah. Namun bagi guru yang mengajar di sekolah dengan guru tidak mencapai batas minimal jumlah peserta terimbas, perlu berpikir lagi bagaimana cara menambah rekan guru terimbas.
Bukan hanya kepada teman sejawat saja, pengimbasan juga bisa dilakukan dengan rekan guru di KKG. Untuk melakukan pengimbasan atau diseminasi di KKG cenderung lebih kompleks. Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan. Kita perlu mengetahui jadwal pertemuan KKG. Jika dalam waktu dekat belum ada pertemuan, maka perlu mengusahakan agar dilaksanakan pertemuan dalam waktu dekat dengan teman-teman guru dalam satu kelompok.
Agar pelaksanaan pengimbasan yang melibatkan guru -guru di KKG secara otomatis berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu. Misal kepala sekolah, pengurus KKG, maupun pengawas sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar