Pembelajaran On Line Melalui Grup WA
Oleh Pono, S.Pd.SD
Salam literasi,
Halo teman-teman, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya mengajar kelas 6 di masa Pandemi. Sebagaimana kita ketahui bersama melalui berbagai media massa bahwa dari hari ke hari penyebaran Covid-19 kian meningkat. Ini tentunya menjadikan keprihatinan bagi semua kalangan tanpa terkecuali para guru, peserta didik dan wali murid. Terlebih dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang berimplikasi pada tidak diperkenankannya pembelajaran tatap muka di sekolah menjadikan guru harus berpikir keras dalam menyikapinya. Jangan sampai peserta didik tidak belajar sama sekali dalam kurun waktu berbulan-bulan. untuk itu pembelajaran perlu disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Merubah pola pembelajaran dari yang sudah ada dalam waktu relatif cepat mungkin tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, namun setidaknya menjaga semangat belajar peserta didik agar tetap membara. dari semangat inilah diharapkan terbangun kemandirian dan ketabahan dalam menghadapi situasi yang sedang berkembang. Siapa yang mandiri tentunya lebih siap dalam menghadapi persaingan hidup yang terbentang luas di masa depan. Perlu mencari cara agar peserta didik tetap belajar dengan arahan dan pantauan guru kelasnya. Dengan pantauan guru kelas kegiatan belajar anak akan lebih terarah dibanding dengan hanya diberi perintah tanpa kontrol. Bagaimanapun pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan dengan pertimbangan memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Menyikapi keadaan yang tidak memungkinkan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka diperlukan alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan situasi pandemi covid-19. Solusinya dengan pembelajaran Daring maupun Luring atau dengan menyatukan kedua model kegiatan tersebut menjadi satu. Sebagian dari teman-teman tentunya sudah akrab dengan kedua istilah di atas bukan? Terlebih di masa pandemi. Kali ini yang akan saya ceritakan adalah mengenai kegiatan pembelajaran dengan cara Daring atau dalam jaringan. yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas internet yang ada.
Sebelum program pembelajaran daring dijalankan, terlebih dahulu dilakukan persiapan yang dimulai dengan melakukan survei lingkungan terlebih dahulu. Survei dilakukan untuk mengetahui kesiapan dari semua pihak jika program dijalankan. Langkah pertama kali yang dilakukan adalah mendata nomor telepon peserta didik atau orang tua dari peserta didik yang memungkinkan anak bisa mengakses program dengan baik, yakni bisa mengakses internet karena program akan dijalankan melalui jaringan internet. Disamping mengumpulkan nomor telepon juga dilakukan sesi tanya jawab mengenai kondisi sinyal internet di sekitar tempat tinggal peserta didik. Kapan waktu internet dapat diakses dengan mudah serta berapa jarak dari rumah ke titik di mana internet dapat diakses dengan mudah. Terkadang pada beberapa rumah karena kondisi geografis, internet tidak dapat diakses dari rumah sepanjang waktu. untuk itu perlu solusi berupa saran atau kesepakatan antara guru, peserta didik dan wali murid.
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, langkah berikutnya menyiapkan perangkat atau media yang akan digunakan. Ada beberapa media yang dapat digunakan, antara lain menggunakan aplikasi Zoom Meeting, YouTube, Blog atau website, serta WA Grup. Dengan berbagai pertimbangan disepakatilah menggunakan salah satu dari media di atas yang paling mudah diakses yaitu WA Grup. Aplikasi Whatsapp memang banyak yang menggunakan untuk komunikasi sehari-hari baik oleh guru maupun wali murid. Dibuatlah WA Grup dengan memasukkan nomor telepon yang dapat diakses oleh semua peserta didik sebagai sasaran. WA Grup digunakan sebagai ganti ruang kelas pada pembelajaran tatap muka. Di dalamnya guru dapat menyampaikan materi , memeriksa kehadiran peserta didik, serta bertanya dan mengevaluasi kinerja, baik kinerja peserta didik maupun pembelajaran itu sendiri. Peserta didik juga bisa menyimak pemaparan materi dari guru, bertanya langsung kepada guru, serta mengirimkan jawaban tugas untuk dievaluasi guru kelas. Begitu pula dengan umpan balik atas jawaban dari setiap tugas yang diberikan.
Sebagaimana pada pembelajaran tatap muka, sebelum dilakukan pemaparan materi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap kehadiran peserta didik. Sebagai insan beragama tentunya sebelum melakukan pekerjaan yang baik dilakukan pembacaan doa. Setidaknya seperti itu situasi kelas pada umumnya yang diterapkan pula pada kelas On Line. Apersepsi dilakukan dengan melayangkan beberapa pertanyaan ringan kepada peserta didik, agar peserta didik dapat menjawabnya dengan cepat serta dapat digunakan sebagai pemanasan sebelum kegiatan inti dimulai. Agar kelas tidak membosankan dan peserta didik tetap memperhatikan, pemaparan materi tidak terlalu lama, namun diselingi dengan pertanyaan - pertanyaan mudah untuk menarik minat dan perhatian peserta didik. Jika ada peserta didik yang perlu bertanya , maka disediakan waktu untuk bertanya dan konsultasi baik terkait pembelajaran maupun mengenai jadwal pengerjaan tugas serta teknik evaluasi. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran On Line adalah dengan mengirimkan Laporan kegiatan Pembelajaran On Line secara sederhana yang dikirimkan langsung ke nomor guru. Tujuannya agar jawaban peserta didik yang beragam tidak menjadikan suasana kacau dalam kelas On Line.
Demikianlah cerita pembelajaran On Line melalui WA Grup yang saya sharingkan kali ini.
Salam literasi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar