Salam literasi,
Bagaimana kabar sobat? Kuharap semua dalam kondisi sehat. Terima kasih sobat sudi mengunjungi situs kami. Kami harap sobat semua merasa betah..... hehehe. Sobat, di sini kami hendak sedikit berbagi dengan teman-teman tentang sedikit yang sudah kami buat. Dengan tujuan ikut mengisi ruang di dunia maya yang kian hari kian merakyat, seolah telah menjadi kebutuhan dasar bagi umat manusia dewasa ini.
Bukan niat kami hendak menyombongkan diri, namun hanya sekedar berbagi, dengan didorong rasa ingin berguna bagi orang lain yang membutuhkan atau pun yang merasa memiliki minat. Bagi yang tidak berminat kami sangat menghargai keputusan untuk tidak membacanya ataupun melihatnya.
Kritik dan saran dari sobat pembaca akan sangat bermanfaat bagi kami, bagi pengembangan ke arah lebih baik lagi. Untuk itu janganlah segan untuk memberikan komentar pada kolom komentar setelah membaca tulisan kami.
Kali ini kami berniat untuk berbagi contoh makalah yang kami buat dalam rangka mengikuti perlombaan Guru Berdedikasi di Daerah Khusus kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah. Kami sadar tulisan kami sangat jauh dari kesempurnaan, namun setidaknya dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang baru akan menulis, atau pun menjadi acuan bagi teman-teman untuk menulis yang jauh lebih baik dari ini.
Akhir kata kami ucapkan selamat membaca, dan jangan lupa mengisi kolom komentar sebagai umpan balik bagi kami.
O ya, di bawah tulisan ini sudah kami sisipkan tombol untuk mengunduh/mendownload.
Salam literasi.
PROFIL
PONO, S.Pd.SD
GURU
SD BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS
SD
NEGERI 1 SINDUAJI, KECAMATAN PANDANARUM
KABUPATEN
BANJARNEGARA
A.
KONDISI
SD NEGERI 1 SINDUAJI
SD Negeri 1 Sinduaji
adalah sebuah Sekolah Dasar yang terletak di Desa Sinduaji Kecamatan Pandanarum,
Kabupaten Banjarnegara. Desa Sinduaji sendiri terletak di atas bukit, dan
berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat, berbatasan dengan desa Pandanarum di sebelah
timur dan selatan serta berbatasan dengan Desa Pasegeran kecamatan Pandanarum di
sebelah utara. Untuk mencapai Desa Sinduaji baik dari arah barat, utara maupun
timur harus melalui jalan berliku, menanjak dan mendaki dengan kemiringan tanah
yang cukup curam. Tak heran jika jalan menuju
Desa Sinduaji cepat mengalami kerusakan karena kemiringan tanah yang
cukup curam sedangkan curah hujan sebagaimana di daerah perbukitan yang lain
cukup tinggi. Sedangkan pada bagian selatan Desa Sinduaji adalah merupakan
tanah perkebunan dengan kemiringan tanah yang cukup terjal dan berakhir pada
kali Gintung. Jika musim hujan tiba
sering terjadi tanah longsor di sepanjang jalan baik di wilayah
Desa Sinduaji maupaun disekitarnya.
Bahkan jalan – jalan utama dikecamatan Pandanarum juga selalu mengalami
kerusakan dari tahun ke tahun terutama pada musim penghujan, karena kontur
tanahnya yang labil. Untuk dapat mencapai wilayah kecamatan Pandanarum sendiri harus melalui
kecamatan Kalibening di sebelah utara,
sedangkan untuk masuk ke wilayah kecamatan Pandanarum dari arah selatan harus
melewati hutan pinus dengan kondisi jalan yang cukup sempit dan rusak, bahkan
setiap musim angin tiba, banyak pohon pinus tua yang tumbang menutupi jalan
sehingga terkadang pengguna jalan harus merunduk di bawah pohon tumbang atau
berjalan menyusuri semak di pinggir jalan. Syukurlah penduduk sekitar sangat
peduli dengan kondisi jalan sehingga
mereka mau membantu siapa saja yang mengalami kesulitan dengan cara
meningkirkan kayu-kayu yang melintang di badan jalan. Sedangkan untuk dapat
sampai di wilayah kecamatan Pandanarum dari arah barat harus melewati Desa
Sinduuaji yang notabene merupakan daerah terpencil.
Desa Sinduaji
berjarak 7,5 km dari kantor keccamatan sedangakan dari kota kabupaten
berjarak sekitar 60 km. Karena medan yang cukup sulit untuk sampai ke kantor kecamatan memerlukan waktu sekitar setengah
jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Mayoritas penduduk desa Sinduaji bermata pencaharian sebagai
petani, buruh tani dan buruh bangunan.
Sebagian besar penduduk
desa Sinduaji merupakan tamatan SD dan ada sebagian yang tidak tamat SD dengan
jumlah ± 10%. Sedangkan penduuduk desa Sinduaji yang telah menamatkan sekolah
setingkat SMP ke atas ±10%.
Desa Sinduaji berada pada ketinggian ± 800
mdpl dengan luas wilayah 488,24 ha. Dengan
kemiringan tanah yang cukup tinggi maka sebagian besar petani di desa Sinduaji
menanam kayu Albasia, selebihnya kurang lebih 20 persen menanam ketela, padi,
jagung serta tanaman palawija lainnya serta sebagai penyadap nira pohon aren.
B.
DEWAN
GURU SD NEGERI 1 SINDUAJI
Sejak saya ditugaskan di
SD Negeri 1 Sinduaji hingga sekarang, keadaan guru telah mengalami perubahan
dengan mutasinya beberapa orang guru baik yang masuk maupun keluar dari SD
Negeri 1 Sinduaji. Pada awal saya ditugaskan di SD Negeri 1 Sinduaji yaitu
bulan Mei 2009 jumlah tenaga ada 9 orang, terdiri satu orang Kepala Sekolah yaitu
Bp. Radi Raharjo, lima orang PNS yaitu Bp. Suyitno yang merupakan guru PAI, Bp.
Getun Supriyadi, Bp. Al Ashar, Bp. Waluyo, Bp. Sarwono sebaagai Guru Kelas, dua
orang Guru Wiyata Bhakti, yaitu Bp. Rudianto dan Bp. Priyanto, serta Bp. Sudi
sebaagai penjaga sekolah. Kebetulan
penempatan saya di SD Negeri 1 Sinduaji saat itu saya tidak sendiri, tetapi ada
teman satu angkatan yaitu Bp. Asep Pratomo dari Purworejo. Dengan diregrupnya
SD Negeri 2 Sinduaji menjadikan salah satu gurunya yaitu Ibu Titi Suharti masuk
ke SD Negeri 1 Sinduaji sedangkan Bp.
Priyanto berpindah ke SD Negeri 3 Sinduaji.
Beberapa bulan kemudian setelah saya ditempatkan di Sinduaji jumlah
guru di SD Negeri 1 Sinduaji berkurang
dengan dimutasinya dua orang guru SD Negeri 1 Sinduaji yaitu Bp. Sarwono dan Bp.
Waluyo, kemudian tahun 2010 SD Negeri 1 Sinduaji mendapat tambahan 1 guru yaitu
Bp. Sundiyah. Seiring berjalannya waktu satu per satu guru SD Negeri 1 Sinduaji
mutasi ke luar, dimulai dengan berpindahnya Bp. Getun Supriyadi ke lokasi kerja yang baru yaitu ke SD Negeri
3 Wanakarsa, disusul kemudian dengan berpindahnya Bp. Al Ashar ke SD Negeri 2
Lawen. Sedangkan Bp. Sudi pensiun dan digantikan Bp. Aminudin, seorang tenaga Wiyata
Bhakti. Bp. Sriyanto dari SD Negeri 3
Sinduaji masuk menggantikan Bp. Radi Raharjo yang HMT Kepala Sekolah, sedangkan
Bp. Radi Raharjo menjadi guru kelas. Pada tahun 2014 terjadi penambahan guru
sebanyak dua orang CPNS dari selekksi tenaga Honorer K2 atas nama Bp. Dwi
Kahono dan Ibu Norman Yulia. Selanjutnya
Ibu Sundiyah berpindah berpindah ke SD Negeri 3 Adipasir, kemudian disusul Bp.Suyitno
yang mutasi ke SD Negeri 3 Lebakkwangi.
Pada tahun 2015 Bp. Radi Raharjo pensiun. Selanjutnya pada Pebruari 2016 Bp.
Sriyanto dimutasi ke SD Negeri 1 Beji dan digantikan oleh Bp. Sukadar yang
sebelumnya menjadi kepala Sekolah di SD Negeri 3 Sinduaji.
Keadaan guru di SD Negeri
1 Sinduaji pada saat ini berjumlah 8 orang, terdiri dari 5 orang PNS/CPNS dan 3 orang tenaga
Wiyata Bhakti/Honorer K2. Kedelapan guru tersebut adalah Bp. Sukadar sebagai
Kepala Sekolah, Bp. Pono mengajar kelas 4, Bp. Asep Pratomo sebagai guru Penjas
Orkes sekaligus mengampu kelas 3. Dua orang CPNS yaitu Bp. Kahono dan Ibu
Norman Yulia mengajar kelas 5 dan kelas 6. Sedangkan ketiga orang tenaga Wiyata
Bhakti yaitu Bp. Rudianto mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ibu Titi
Suharti menjadi guru kelas 1, sedangkan Bp. Aminudin sebagai penjaga sekolah
sekaligus mengajar kelas 2.
Dari 8 orang tenaga yang
ada di SD Negeri 1 Sinduaji, sebanyak 6
orang sudah memiliki kualifikasi pendidikan S1, 1 orang mempunyai kualifikasi
pendidikan setingkat D II, sedangkan 1 orang lagi sedang menempuh pendidikan
S1.
Guru-guru PNS/CPNS di SD
Negeri 1 Sinduaji rata-rata berdomisili di luar kecamatan Pandanarum, dan
menggunakan kendaraan sepeda motor untuk sampai ke lokasi tempat kerja,
sedangkan ketiga ornag tenaga Wiyata Bhakti kesemuanya berdomosili di wilayah
desa Sinduaji. Untuk memberikan gambaran domisili guru SD Negeri 1 Sinduaji
berikut ini saya tampilkan data domisili dan jarak tempuh guru SD Negeri 1
Sinduaji.
NO
|
NAMA
|
ALAMAT
|
Jarak dari rumah ke sekolah
|
Waktu tempuh dari rumah ke sekolah
|
1
|
Sukadar
|
Lawen
|
15 km
|
50 menit
|
2
|
Pono
|
Sijeruk
|
45 km
|
1,5 jam
|
3
|
Asep Pratomo
|
Depok
|
60 km
|
2 jam
|
4
|
Norman Yulia
|
Pandanarum
|
3 km
|
15 menit
|
5
|
Dwi Kahono
|
Sipedang
|
17 km
|
30 menit
|
6
|
Rudianto
|
Sinduaji
|
200 m
|
-
|
7
|
Titi Suharti
|
Sinduaji
|
1 km
|
5 menit
|
8
|
Aminudin
|
Sinduaji
|
200 m
|
-
|
C.
KONDISI
SISWA SD NEGERI 1 SINDUAJI
Keadaan siswa SD Negeri 1
Sinduaji sampai tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 112 orang siswa terdiri
dari 63 orang siswa laki-laki dan 49 orang siswa perempuan dengan 6 rombel.
Dari jumlah siswa
tersebut kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan latar
belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga masalah motivasi belajar dan
kesadaran akan pentingnya pendidikan di sekolah kami menjadi kendala yang
sangat signifikan yang merupakan beban kami yang paling berat bertugas di daerah
khusus.
D.
DEDIKASI
SAYA DI SD NEGERI 1 SINDUAJI
Kondisi SD Negeri 1 Sinduaji pada saat pertama sangat
memprihatinkan. Ruang kelas hanya ada 5 ruang sementara jumlah rombelnya ada 6
rombel dan 1 rumah dinas guru yang kondisinya suda sangat rusak. Keadaan tiga
ruaang kelas rusak namun kantor dan ruang kelas satu masih cukup baik. Namun
sebagian besar lantai sudah pecah. Bahkan rumah dinas yang juga dijadikan ruang
kelas 3 kondisinya sudah sangat parah.
Keadaan ini terasa lebih parah lagi ketika melihat tingkat
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat-sangat rendah. Itu
dapat dilihat dari jumlah siswa
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMP) sangat sedikit. Pada Tahun Pelajaran
2008/2009 hanya 1 anak dari SD Negeri 1 Sinduaji yang melanjutkan. Bahkan ada
di antara mereka terutama anak perempuan setelah tamat SD terus
menikah. Bahkan angka putus sekolah SD
juga masih tinggi, dan masih banyak warga masyarakat Sinduaji yang tidak sampai
menamatkan pendidikannya sampai SD. Sedangkan yang sekolah dengan asal – asalan
saja, sekolah asal berangkat. Kalau mau berangkat, kalau sedang tidak tidak mau ya tidak berangkat.
Keadaan seperti ini terjadi hampir di semua kelas, sehingga prestasi siswa
dalam hal akademik sangat rendah. Terlebih lagi dengan kenakalan anak yang cukup tinggi. Hampir setiap hari terjadi
perkelahian sesama siswa, baik
perkelahian sesama siswa dalm satu kelas maupun perkelahian anatar kelas. Pernah
terjadi dalam satu hari terjadi 5 kasus perkelahian , antar siswa yang berbeda, sehingga ketika
dua siswa berkelahi sedang dilerai, dua atau tiga siswa di tempat yang lain
mulai berkelahi. Bahkan setelah pembelajaran dinyatakan selesai pada itu, dan
siswa dipersilakan untuk kembali ke rumah masing-masing, di tengah jalan mereka
yang berasal dari dusun yang berbeda saling cegat. Sehingga guru disibukkan
dengan melerai siswa yang berkelahi dibandingkan dengan memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun karakteristik
peserta didik.
Keadaan seperti ini sangat menantang idealisme saya sebagai
guru untuk berbuat sesuatu agar
Sinduaji dapat berubah ke arah yang
lebih baik melalui jalur pendidikan. Saya bersama Kepala Sekolah, Dewan Guru serta Komite Sekolah dan tokoh
masyarakat sepakat untuk berusaha menumbuhkan kesadaran warga masyarakat
terhadap pentingnya pendidikan. Bahwa pendidikan memegang peran yang sangat
strategis untuk memajukan masyarakat.
Namun di dalam intern sekolah saya bersama Kepala Sekolah
dan Dewan Guru sepakat mengambil langkah strategis guna mengatasi masalah yang
ada di sekolah. Masalah yang menjadi prioritas utama adalah mengatasi masalah
perkelahian yang kerap terjadi dengan mengadakan aktifitas fisik yang dapat
memupuk kebersamaan dan rasa saling menyayangi serta menjunjung kedisiplinan
dan sportifitas di antaranya kegiatan latihan pramuka dan persami bagi siswa
kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan bagi siswa kelas 1, 2, dan 3 lebih banyak diberi
nasihat secara lembut. Dengan diadakannya persami tiap tahun, secara
berangsur-angsur masalah perkelahian mulai
hilang, sehingga sekarang hampir tidak ada perkelahian sesama siswa.
Adapun usaha untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dilakukan dengan
sosialisasi kepada wali murid yang
terintegrasi dengan program sekolah yang lain, misalnya acara penerimaan buku
rapor kenaikan kelas dan acara perpisahan siswa kelas VI yang sudah dinyatakan
lulus. Hal ini juga dilakukan tiap tahun. Hasilnya pada tahun pelajaran 2014/ 2015 semua siswa yang lulus SD langsug
melanjutkan ke tingkat SLTP.
Kami seluruh dewan guru di SD Negeri Sinduaji sangat menyadari konsekuensi kami
yang ditugaskan di daerah khusus dimana sejak tahun 2010, 2012, 2013, 2014 dan
2015 kami guru di Kabupten Banjarnegara yang ditugaskan di daerah khusus menerima
Tunjangan Guru Derah Khusus. Semoga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah
berupa Tunjangan Daerah Khusus dapat sebanding lurus dengan dedikasi yang kami
berikan kepada pemerintah khususnya untuk kemajuan dan peningkatan pendidikan
di Indonesia.DOWNLOAD
Pawinihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar